Makalah Berakhirnya Orde Baru dan Lahirnya Reformasi

banner 468x60

Makalah Berakhirnya
Orde Baru dan Lahirnya Reformasiā€.

KATA PENGANTAR




            Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkatNya kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas tentang ā€œBerakhirnya Orde Baru
dan Lahirnya Reformasiā€.



Adapun makalah ini kami buat demi membantu kelancaran proses belajar
mengajar dan juga untuk membantu meningkatkan nilai kami disemester genap ini.
Selain itu, kami juga berharap makalah kami ini dapat berguna untuk menambah
pengetahuan tentang sejarah-sejarah yang ada dalam Indonesia bagi pembacanya.




Poli-Polia,  Februari 2015

Penyusun



 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 
Latar Belakang
Ā·           Orde
baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara
kekuasaanmasa Sukarno (Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang
menandai sebuah masa baru setelah pemberontakan Gerakan 30 September tahun
1965. Orde baru lahir sebagai upayauntuk: mengoreksi total penyimpangan yang
dilakukan pada masa Orde Lama, penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat,
bangsa, dan negara Indonesia, melaksanakan Pancasila dan UUD1945 secara murni
dan konsekuen dan menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas
nasional guna mempercepat proses pembangunan bangsa.
Ā·          
Kegagalan PKI dalam upaya kudeta pada tahun 1965 menimbulkan dua
permasalahan besar bagi Indonesia. Pertama, carut-marutnya perekonomian
Indonesia dengan inflasi sampai 600%. Kedua, terjadinya konflik sosial akibat
dendam pada PKI dan organisasi bawahannya. Kedua permasalahan tersebut
perlahan-lahan bisa diatasi dengan tampilnya Jenderal Soeharto. 
1.2 
Rumusan Masalah
1.     
Bagaimana peristiwa-peristiwa
politik penting pada masa orde baru?
2.     
Bagaimana data statistik
ekonomi orde baru?
3.     
Bagaimana proses berakhirnya
orde baru dan lahirnya reformasi?
1.3 
Tujuan
1.     
Untuk mengetahui
peristiwa-peristiwa politik penting pada masa orde baru
2.     
Untuk mengetahui data statistik
ekonomi orde baru
3.     
Untuk mengetahui proses
berakhirnya orde baru dan lahirnya reformasi



BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Peristiwa-Peristiwa Politik Penting Pada Masa Orde Baru
Sejarah  Orde Baru   dimulai tanggal 12 Maret 1967. Jenderal TNI
Soeharto ditunjuk oleh MPR sebagai pejabat presiden. Beliau menjalankan tugas
kepresidenan yang telah diambil alih dari Presiden Soekarno. Setahun kemudian
Soeharto dipilih secara resmi sebagai presiden untuk pertama kalinya sekaligus
mengawali era  Orde Baru  .  Orde
Baru   memimpin pemerintahan di Indonesia
selama lebih kurang 32 tahun. Soeharto tampil sebagai presiden tunggal selama
tujuh kali berturut-turut. Selama menjalankan tugas kepresidenan, beliau
didampingi oleh wakil presiden yang berbeda. Wakil presidennya adalah Sri
Sultan Hamengkubuwono IX, Adam Malik, Umar Wirahadikusuma, Soedharmono, Try
Sutrisno, dan B.J. Habibie. Pada periode pemerintahan 1998ā€“2003, Soeharto harus
turun dari jabatannya karena desakan gerakan reformasi. didukung ABRI dan
birokrasi memenangkan pemilu selama tujuh kali berturut-turut.
2.2  Data Statistik Ekonomi Orde Baru
Soeharto perlu waktu sekitar dua belas tahun untuk meraih
keberhasilan pembangunan dalam bidang ekonomi dan kependudukan. Masa
keemasan  Orde Baru   terjadi pada tahun 1976ā€“1988. Keberhasilan
itu didukung melonjaknya harga minyak dunia, mengalirnya bantuan negara-negara
donor, dan efektifnya rencana pembangunan lima tahun (Repelita) Iā€“III. Pada
tahun 1980-an Indonesia adalah penghasil gas alam cair terbesar di dunia.
Kedudukan Indonesia sebagai negara antikomunis mempermudah bantuan Barat.
a. Prestasi  Orde Baru
Prestasi yang perlu dicatat selama 
Orde Baru   sebagai berikut.
Program transmigrasi bisa mengatasi kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan
membuka lahan-lahan baru di luar Pulau Jawa. Program keluarga berencana (KB)
mampu menekan laju pertumbuhan penduduk. Untuk memberantas buta huruf,
pemerintah membuat program bebas tiga buta (B3B). Pemerintah  Orde Baru  
juga sukses menerapkan Gerakan Wajib Belajar Wajar 9 Tahun dan Gerakan
Nasional Orang-Tua Asuh (GNOTA).Keberhasilan Soeharto menjaga stabilitas
keamanan dalam negeri mendorong masuknya investor asing. Mereka menanamkan
modal di Indonesia sehingga memperluas kesempatan kerja. Pemerintahan  Orde Baru  
juga berhasil menggalakkan cinta atas produk dalam negeri dan
menumbuhkan rasa nasionalisme.
b. Swasembada
Beras
Prestasi  Orde Baru   yang fenomenal adalah swasembada pangan pada
tahun 1980-an. Usaha mencapai swasembada beras berlangsung selama Repelita I
dan Repelita II. Usaha ini dilaksanakan melalui rehabilitasi saluran irigasi,
pembangunan jaringan irigasi baru, penyediaan fasilitas kredit, penerapan
kebijaksanaan harga, serta pemanfaatan teknologi dan penyuluhan.
Repelita III menekankan usaha intensifikasi khusus (insus) pada
tahun 1979. Misalnya, dengan memperluas penggunaan benih varietas unggul,
penggunaan pupuk secara optimal, meningkatkan usaha pengendalian hama dan
penyakit, serta meningkatkan pengelolaan air irigasi. Atas usaha yang dilakukan
sejak Repelita I, impor beras tidak dilaksanakan mulai tahun 1984 dan
swasembada beras berhasil dicapai.
2.3  Berakhirnya 
Orde Baru  dan Lahirnya Reformasi
Di balik kesuksesan pembangunan di depan,  Orde Baru  
menyimpan beberapa kelemahan. Selama masa pemerintahan Soeharto, praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tumbuh subur. Korupsi besar yang pertama
terjadi tahun 1970-an ketika Pertamina dipegang Ibnu Sutowo. Praktik korupsi
menggurita hingga kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada tahun
1998. Rasa ketidakadilan mencuat ketika kroni-kroni Soeharto yang diduga
bermasalah menduduki jabatan menteri Kabinet Pembangunan VII. Kasus-kasus
korupsi tidak pernah mendapat penyelesaian hukum secara adil.
Pembangunan Indonesia berorientasi pada pertumbuhan ekonomi sehingga
menyebabkan ketidakadilan dan kesenjangan sosial. Bahkan, antara pusat dan
daerah terjadi kesenjangan pembangunan karena sebagian besar kekayaan daerah
disedot ke pusat. Akhirnya, muncul rasa tidak puas di berbagai daerah, seperti
di Aceh dan Papua. Di luar Jawa terjadi kecemburuan sosial antara penduduk
lokal dengan pendatang (transmigran) yang memperoleh tunjangan pemerintah.
Penghasilan yang tidak merata semakin memperparah kesenjangan sosial.
Pemerintah mengedepankan pendekatan keamanan dalam bidang sosial dan
politik. Pemerintah melarang kritik dan demonstrasi. Oposisi diharamkan
rezim  Orde Baru  . Kebebasan pers dibatasi dan diwarnai
pemberedelan koran maupun majalah. Untuk menjaga keamanan atau mengatasi
kelompok separatis, pemerintah memakai kekerasan bersenjata. Misalnya, program
ā€Penembakan Misteriusā€ (Petrus) atau Daerah Operasi Militer (DOM). Kelemahan
tersebut mencapai puncak pada tahun 1997ā€“1998.
a. Dari Krisis
Ekonomi ke Krisis Multidimensi (Segala Bidang)
Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997. Krisis moneter
dan keuangan yang semula terjadi di Thailand pada bulan Juli 1997 merembet ke
Indonesia. Hal ini diperburuk dengan kemarau terburuk dalam lima puluh tahun
terakhir. Dari beberapa negara Asia, Indonesia mengalami krisis paling parah.
Solusi yang disarankan IMF justru memperparah krisis. IMF memerintahkan
penutupan enam belas bank swasta nasional pada 1 November 1997. Hal ini memicu
kebangkrutan bank dan negara. BPK menemukan penyimpangan dana sebesar Rp138
triliun atas penggunaan dana BLBI oleh ke-48 bank tersebut. Saat itu pemerintah
menyalurkan BLBI sekitar Rp700 triliun. Ini dilakukan berdasarkan perjanjian
Indonesia dengan IMF dalam mengatasi krisis. Sampai bulan Desember 1998, BI
menyalurkan BLBI sebesar Rp147,7 triliun kepada 48 bank.
b. Gerakan
Reformasi
Munculnya gerakan reformasi dilatarbelakangi oleh terjadinya krisis
multidimensi yang dihadapi bangsa Indonesia. Semula gerakan ini hanya berupa
demonstrasi di kampus-kampus di berbagai daerah. Akan tetapi, para mahasiswa
harus turun ke jalan karena aspirasi mereka tidak mendapatkan jalan keluar.
Gerakan reformasi tahun 1998 mempunyai enam agenda antara lain suksesi
kepemimpinan nasional, amendemen UUD 1945, pemberantasan KKN, penghapusan
dwifungsi ABRI, penegakan supremasi hukum, dan pelaksanaan otonomi daerah.
Agenda utama gerakan reformasi adalah turunnya Soeharto dari jabatan presiden.
Berikut ini kronologi beberapa peristiwa penting selama gerakan reformasi yang
memuncak pada tahun 1998.
1)     
Demonstrasi Mahasiswa
Desakan
atas pelaksanaan reformasi dalam kehidupan nasional dilakukan mahasiswa dan
kelompok proreformasi. Pada tanggal 7 Mei 1998 terjadi demonstrasi mahasiswa di
Universitas Jayabaya, Jakarta. Demonstrasi ini berakhir bentrok dengan aparat
dan mengakibatkan 52 mahasiswa terluka. Sehari kemudian pada tanggal 8 Mei 1998
demonstrasi mahasiswa terjadi di Yogyakarta (UGM dan sekitarnya).
2)     
Peristiwa Trisakti
Tuntutan
agar Presiden Soeharto mundur semakin kencang disuarakan mahasiswa di berbagai
tempat. Tidak jarang hal ini mengakibatkan bentrokan dengan aparat keamanan.
Pada tanggal 12 Mei 1998 empat mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta tewas
tertembak peluru aparat keamanan saat demonstrasi menuntut Soeharto mundur.
3)     
Kerusuhan Mei 1998
Penembakan
aparat di Universitas Trisakti itu menyulut demonstrasi yang lebih besar. Pada
tanggal 13 Mei 1998 terjadi kerusuhan, pembakaran, dan penjarahan di Jakarta
dan Solo. Kondisi ini memaksa Presiden Soeharto mempercepat kepulangannya dari
Mesir.
4)     
Pendudukan Gedung MPR/DPR
Mahasiswa
Jakarta menjadikan gedung DPR/MPR sebagai pusat gerakan yang relatif aman.
Ratusan ribu mahasiswa menduduki gedung rakyat. Bahkan, mereka menduduki atap
gedung tersebut. Mereka berupaya menemui pimpinan MPR/DPR agar mengambil sikap
yang tegas. Akhirnya, tanggal 18 Mei 1998 Ketua MPR/DPR Harmoko meminta
Soeharto turun dari jabatannya sebagai presiden. Pernyataan Harmoko itu
kemudian dibantah oleh Pangab Jenderal TNI Wiranto dan mengatakannya sebagai
pendapat pribadi.
5)     
Pembatalan Apel Kebangkitan Nasional
Momentum
hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1998 rencananya digunakan tokoh reformasi
Amien Rais untuk mengadakan doa bersama di sekitar Tugu Monas. Akan tetapi,
beliau membatalkan rencana apel dan doa bersama karena 80.000 tentara bersiaga
di kawasan tersebut.
6)     
Pengunduran Diri Presiden
Soeharto
Pada
dini hari tanggal 21 Mei 1998 Amien Rais selaku Ketua Pengurus Pusat
Muhammadiyah menyatakan, ā€Selamat tinggal pemerintahan lama dan selamat datang
pemerintahan baruā€. Ini beliau lakukan setelah mendengar kepastian dari Yuzril
Ihza Mahendra. Akhirnya, pada pukul 09.00 WIB Presiden Soeharto membacakan
pernyataan pengunduran dirinya. Itulah beberapa peristiwa penting menyangkut
gerakan reformasi tahun 1998. Soeharto mengundurkan diri dari jabatan presiden
yang telah dipegang selama 32 tahun.

BAB III
PENUTUP
3.1   
Kesimpulan
            Sejarah  Orde Baru  
dimulai tanggal 12 Maret 1967. Jenderal TNI Soeharto ditunjuk oleh MPR
sebagai pejabat presiden. Beliau menjalankan tugas kepresidenan yang telah
diambil alih dari Presiden Soekarno. Setahun kemudian Soeharto dipilih secara
resmi sebagai presiden untuk pertama kalinya sekaligus mengawali era  Orde Baru. 
Orde Baru   memimpin pemerintahan
di Indonesia selama lebih kurang 32 tahun. Soeharto tampil sebagai presiden
tunggal selama tujuh kali berturut-turut. Selama menjalankan tugas
kepresidenan, beliau didampingi oleh wakil presiden yang berbeda.
3.2   
Saran
Demikianlah makalah yang kami susun ini. Semoga apa yang telah kami
telah susun ini dapat berguna selanjutnya untuk membantu baik untuk peningkatan
nilai maupun untuk membantu proses belajar mengajar.Sekali lagi kami meminta
maaf apabila dari keseluruhan isi makalah yang kami susun ini terdapat beberapa
kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu kesediaan teman-teman, bapak/ ibu
guru, atau para pembaca untuk memberikan sumbangsih saran dan kritik.

LANGSUNG DOWNLOAD KAKANG
https://jejaklagu.com/sFlU5s

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *