LAPORAN PENELITIAN PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

banner 468x60


LAPORAN
PENELITIAN
PENGARUH STATUS
SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

O L E H :
1.     NADILA DWI TARI
2.     MADE RIKI ARIADI
3.     NURUL YULIANTI
SMA NEGERI 1 LADONGI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018



DAFTAR ISI
DAFTAR ISI  …………………………………….…………………………………………………………. i
BAB    I     PENDAHULUAN
A.
 Latar
Belakang ………………………………………………………………………… 1
B.
 Rumusan
Masalah………………………………………………………………. ……. 2      
C.
 Tujuan
Penelitian……………………………………………………………….. ……. 3
D.
 Manfaat
Penelitian…………………………………………………………….. ……. 3
BAB   II     TINJAUAN PUSTAKA
A.   
Tinjauan
Pustaka
……………………………………………………………….. ……. 4      
B.    
Kerangka Pikir…………………………………………………………………… ….. 11
C.    
Hipotesis…………………………………………………………………………… ….. 12      
BAB III     METODE PENELITIAN
A.   
Jenis
Penelitian
……………………………………………………………………….. 13
B.    
Variabel dan
Desain Penelitian
………………………………………….……… 13
C.    
Defenisi Operasional 
Variabel
…………………………………………………. 13
D.   
Populasi dan
Sampel
……………………………………………………………….. 13
E.    
Teknik
Pengumpul Data
………………………………………………………….. 14
F.     
Instrumen
Penelitian
……………………………………………………………….. 14
G.   
Teknik Analisa
Data
……………………………………………………………….. 14
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seperti yang diketahui bahwa, saat ini dunia sedang
mengalami resesi ekonomi. Hal ini tentu memberikan dampak yang cukup signifikan
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Menurut Iman Sugema (2008) mengemukakan bahwa resesi ekonomi yang
kini melanda Amerika Serikat, juga gejolak keuangan di beberapa belahan dunia,
tidak boleh dipandang dengan sebelah mata. Pemerintah harus waspada dan
antisipatif karena resesi ekonomi Amerika Serikat kemungkinan akan semakin
paran sehingga bisa berdampak hebat terhadap kehidupan ekonomi di dalam negeri.
Di sisi lain, faktor keuangan di beberapa belahan dunia yang lain kini juga
bergejolak dan potensial berimbas ke mana-mana, termasuk ke Indonesia. Fakta
ini menunjukkan bahwa status perekonomian suatu negara sangat berpengaruh
terhadap kehidupan seseorang. Permasalah ekonomi tersebut saling berpengaruh
dan berdampak pada pendidikan anak-anak mereka.
Coteman (Hasan, 2002;10) mengemukakan masalah ekonomi bahwa
:
Di beberapa Negara berkembang banyak menyoroti masalah
perbedaan tingkat pencapaian hasil belajar antara sekolah, yakni perbedaan
latar belakang sosial ekonomi anak didik yang akan menyebabkan perbedaan sosial
cultural yang besar pada sekolah, yang akan mendorong pada perkembangan sekolah
untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal. Kondisi tersebut dapat
menghambat pada sebagian orang tua untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
pendidikan di sekolah. Jumlah pendapatan orang tua secara keseluruhan sangat
mempengaruhi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab seseorang, lebih-lebih
tanggung jawab orang tua terhadap anaknya dalam proses pendidikan”.
Menyongsong era globalisasi yang akan datang yang tak
terelakkan dewasa ini, pemerintah telah berusaha semaksimal mungkin melakukan
berbagai upaya untuk lebih mengutamakan pendidikan. Upaya tersebut hampir
mencakup segala komponen pendidikan, seperti perubahan kurikulum, pengadaan
buku pelajaran dan sarana belajar lainnya. Penyempurnaan sistem pendidikan,
penataan organisasi dan usaha-usaha lain yang berkaitan dengan peningkatan
pendidikan.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia  Nomor 20 Tahun
2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sanjaya, 2006 : 65) yang berbunyi:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Keadaan ekonomi orang tua siswa turut mendukung siswa dalam
pengadaan sarana dan prasarana belajar, yang akan memudahkan dan membantu pihak
sekolah untuk peningkatan proses belajar mengajar. Seperangkat pengajaran atau
pembelajaran membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Perangkat belajar mengajar
maksudnya buku-buku pelajaran, pensil, penggaris, buku-buku Lembar Kerja Soal
(LKS), penghapus, dan lain-lain.
Pada kesempatan ini peneliti ingin meneliti tentang :
Hubungan antara tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan jumlah tanggungan
orang tua siswa dengan prestasi belajar siswa. Uraian di atas mendasari
sehingga peneliti memberi Judul Penelitian ini ”
Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi
Belajar Siswa”
.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang sebelumnya, maka rumusan masalahnya dalam penelitian
ini  adalah sebagai berikut :
  1. Bagaimana
    gambaran status sosial ekonomi orang tua siswa SMA Negeri 1 Ladongi?
  2. Seberapa besar
    prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Ladongi?
  3. Apakah terdapat
    hubungan antara status sosial ekonomi orang tua siswa dengan prestasi
    siswa SMA Negeri 1 Ladongi?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah :
  1. Untuk mendapat
    gambaran status sosial ekonomi orang tua siswa SMA Negeri 1 Ladongi.
  2. Untuk mengetahui
    prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Ladongi.
  3. Untuk mengetahui
    hubungan antara status sosial ekonomi orang tua siswa dengan prestasi
    siswa SMA Negeri 1 Ladongi.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
  1. Bagi pemerintah
    atau instansi terkait, hasil penelitian ini dapat menjadi bagian informasi
    dan sumbangan pemikiran terhadap arah kebijaksanaan yang akan ditempuh
    oleh pemerintah atau instansi terkait sehubungan dengan upaya peningkatan
    prestasi belajar siswa SMK Negeri 2 Palopo Jurusan  Otomotif .
  2. Bagi sekolah dan
    orang tua siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
    berupa bahan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan prestasi
    belajar
  3. Bagi penulis
    atau peneliti, hasil penelitian ini merupakan latihan bagi penulis dalam
    mengaplikasikan teori dan menghubungkannya dengan kenyataan untuk
    mengumpulkan pikiran dan analisis secara sistematis dalam memecahkan
    masalah yang timbul di masyarakat dengan menggunakan metode ilmiah.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Pustaka
1.
Pengertian belajar
Slameto (2003;2) mengungkapkan bahwa “ belajar sebagai suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya”. Sementara Hamalik (2001;28) menjelaskan
“bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan. Lebih lanjut lagi hamalik menyatakan bahwa belajar adalah
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman”.
Sejalan dengan itu Gulo (2002:73) memberikan batasan tentang
belajar yaitu seperangkat kegiatan, terutama kegiatan mental intelektual, mulai
dari kegiatan yang paling sederhana sampai kegiatan yang rumit. Mudjiono dan
Dimyati (2000:10) mengatakan “bahwa pengertian belajar yaitu merupakan kegiatan
yang kompleks”. Hasil belajar berupa isi. Setelah belajar orang memiliki
keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.
Hakim (2002:1) menjelaskan pengertian belajar yaitu suatu
proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya pikir dan kemampuan.
Belajar
itu sendiri dapat pula diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri mulai
pengalaman yang bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan guru.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu sehingga
dapat membawa perubahan tertentu terhadap tingkah laku, sikap, keterampilan dan
pengetahuan secara sadar dan bertahap sebagai akibat dari interaksi dengan
lingkungannya. Sikap dan tingkah laku pemahaman tentang konsep belajar secara teoritis
cukup beragam pandangan dan tinjauan yang dicapainya.
Slameto
(1991:2) menuliskan secara khusus tentang pengertian belajar sebagi berikut:
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.
Kegiatan belajar pada akhirnya bertumpuh pada suatu tujuan,
yaitu terjadinya perubahan dan hasil belajar tertentu yang diharapkan adalah
perubahan ke arah yang lebih baik dan positif.
Sardiman AM (1988:23) menjelaskan pemahaman lain tentang
belajar adalah sebagai berikut:
“Belajar adalah membawa suatu perubahan pada individu yang
belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan pemahaman ilmu pengetahuan
tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri,
minat, watak dan penyesuaian diri”.
Dari beberapa kutipan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
manusia jika tanpa kegiatan untuk belajar akan menyebabkan manusia tidak akan
ditinggalkan keberadaannya sebagai manusia jika melalui proses pendidikan.
2.
Faktor  yang mempengaruhi prestasi  belajar siswa
Sebagaimana sudah dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa
belajar merupakan kegiatan yang dilakukan dengan penuh kesadaran untuk
menghadapkan pada suatu perubahan ke arah yang lebih maju. Kegiatan belajar
akan berjalan dengan lancar jika didukung oleh faktor-faktor yang menyebabkan
seseorang yang mengalami hambatan dalam usahanya untuk memenuhi suatu gejala
atau obyek yang sedang atau yang akan dipelajari jika terjadi hal yang
sebaliknya, maka seseorang yang melakukan kegiatan belajar dapat dikatakan
gagal dalam memahami gejala atau obyek sehingga usaha belajarnya tidak mampu
membawa ke arah perubahan yang diharapkan.
Slameto (1991:54 ) mengatakan bahwa dalam melakukan kegiatan
belajar ada banyak faktor yang mempengaruhinya, namun secara mendasarkan faktor
tersebut dapat dibagi dalam cakupan besar faktor ekstern dan intern.
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada dasarnya
dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor ekstern:
  1. Faktor intern
    adalah faktor yang bersumber dari dalam individu. Faktor-faktor yang
    bersifat intern yang dapat menjadi penyebab kesulitan belajar misalnya:
    cacat fisik alat indera, sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Sedangkan
    psikis misalnya: motivasi, konsentrasi, minat, bakat serta kecenderungan
    lingkungan belajar dan lain-lain.
  2. Faktor ekstern
    adalah faktor yang bersumber dari luar diri individu, seperti pengaruh
    sarana, dan prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial
    siswa di sekolah, kurikulum di sekolah dan lain-lain.
Slameto (1991:54-60) menguraikan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi belajar siswa. Adapun faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
a.
Faktor sosial ekonomi
Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada
pembeda-bedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di
sekitar kita ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan
walikota dan jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala
sekolah dan ada staf sekolah. Di RT atau RW kita ada orang kaya, orang biasa
saja dan ada orang miskin.
Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung
jawab sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan
dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau
umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan
manusia yang satu dengan yang lain.
1)
Tingkat pendidikan
Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,
tentang pembaharuan sistem pendidikan nasional, pembaharuan dimaksud adalah
memperbaharui visi, misi dan strategis pembangunan pendidikan nasional.
Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memperdayakan semua warga Negara
Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan
proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Pendidikan
nasional mempunyai misi antara lain:
  1. Mengupayakan
    perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu
    bagi seluruh rakyat Indonesia;
  2. Membantu dan
    memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini
    sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.
  3. Meningkatkan
    kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan
    pembentukan kepribadian yang bermoral.
  4. Meningkatkan
    keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat
    pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai
    berdasarkan standar nasional dan global
  5. Memberdayakan
    peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan
    prinsip otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan visi dan misi pendidikan nasional tersebut,
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
2)
Tingkat pendapatan
Salah satu konsep pendapatan yang penting dalam seluruh
ekonomi adalah konsep pendapatan. Dalam hal ini konsep pendapatan yang biasanya
diwujudkan dalam bentuk Gross National Product (GNP) ataupun dalam bentuk
pendapatan perkapita biasanya dijadikan tolak ukur akan keberhasilan dalam
sebuah perekonomian.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pendapatan
maka ada baiknya penulis mengemukakan beberapa ahli, antara lain.
Menurut
Sumitro Djojohadikusumo (1960:16) Memberikan batasan pendapatan sebagai
berikut:”Jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang mempengaruhi tingkat
kehidupan”.
Simanjuntak (1981;21) mengemukakan bahwa pendapatan yaitu:
“Semua penghasilan yang diterima oleh setiap orang dalam
kegiatan ekonomi pada suatu periode. Pendapatan adalah penghasilan yang berupa
upah atau gaji, bunga, denda, keuntungan, dan suatu arus uang yang diukur pada
suatu periode waktu tertentu”.
Selanjutnya Winardi (1969 : 88) berpendapat bahwa yang
dimaksud dengan pendapatan adalah :
”Cara normal untuk memperoleh suatu pendapatan terdiri dari
pada tindakan melakukan prestasi  ekonomi bernilai dengan perkataan lain.
Dengan jalan menyelenggarakan jasa-jasa atau produksi benda-benda untuk mana
terdapat permintaan yang bertenaga”.
Dari ketiga batasan yang dikemukakan di atas dapatlah
ditarik kesimpulan bahwa pendapatan diartikan semua barang dan jasa serta uang
diperoleh atau di terima oleh masyarakat dalam satu tahun dan biasanya
diwujudkan dalam skop nasional (National Income) dan adakalanya dalam skop
individual yang lazim disebut pendapatan perkapita (Personal income).
a)
Jenis-Jenis Pendapatan
Dengan bertolak pada beberapa batasan pendapatan yang telah
dikemukakan di atas, maka garis besarnya pendapatan dapat dibagi atas dua jenis
yaitu :
1)
Pendapatan nasional
Bila pendapatan National dilihat uang muka dapat disebut
produksi nasional (National Product), yakni, seluruh penghasilan yang diterima
golongan masyarakat pemilik faktor-faktor produksi, yakni pemilik tanah, tenaga
kerja, modal dan pemimpin dalam waktu tertentu.
2)     
Pendapatan perseorangan
Pendapatan perseorangan (Personal Incom) yakni seluruh
penghasilan yang diterima oleh masing-masing individu dalam kegiatan ekonomi
pada suatu periode tertentu. Yakni selama satu tahun. Personal income dapat
dibedakan menurut nilai yang diterima yakni :
  1. Pendapatan
    nominal, yakni pendapatan yang dinyatakan dalam bentuk sejumlah uang.
  2. Pendapatan riil
    (nyata) yakni pendapatan sejumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dengan
    pendapatan normal.
  3. Berdasarkan cara
    mengkaji, maka pendapatan perseorangan dapat dibagi atas beberapa macam
    sebagai berikut:
    1. Pendapatan
      perseorangan berupa upah, ialah sejumlah uang, barang atau jasa-jasa yang
      diterima oleh seseorang dalam periode tertentu atas pemakaian tenaga atau
      pemikiran, terasuk dalam hal ini gaji pegawai negeri/ABRI dan lain-lain.
    2. Pendapatan
      perseorangan berupa pendapatan modal, ialah pendapatan seseorang dan
      pemilik modal misalnya orang yang membeli surat-surat berharga, uang
      menyimpan di bank akan menerima pendapatan berupa bunga dan seterusnya.
      Yang kesemuanya itu mencerminkan bahwa semakin besar modal yang dimiliki
      seseorang makan akan semakin besar pula kesempatannya untuk memperoleh
      penghasilan yang benar.
    3. Pendapatan
      pengusaha berupa pendapatan yang diterima pengusaha. Pendapatan ini
      sering kali merupakan kumpulan dan beberapa pendapatan misalnya upah
      pengusaha + pendapatan modal + keuntungan + upah menanggung resiko dan
      lain-lain.
    4. Pendapatan tani
      berupa pendapatan yang diperoleh karena penggarapan tanah. Pendapatan
      tanah yang juga dapat terdiri dari kumpulan berbagai pendapatan misalnya
      upah tenaga kerja, modal, resiko petani, dan pendapatan lebih dari
      perbedaan letak kesuburan tanah.
Berdasarkan kedua jenis pendapatan yang telah dikemukakan,
maka dalam penelitian ini jenis pendapatan yang digunakan adalah pendapatan
perseorangan atau lazim disebut pendapatan perkapita (personal income).
b)
Pendapatan orang tua
Tingkat pendapatan orang tua erat hubungannya dengan belajar
anak. Anak yang sedang belajar selain harus dipenuhi kebutuhan pokoknya.
Misalnya makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, dan lain-lain, juga
membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan,
alat tulis menulis, buku-buku, dan lain-lain sebagainya. Adanya fasilitas
belajar tersebut, akan memungkinkan anak untuk belajar dengan baik. Namun semua
kebutuhan akan fasilitas belajar tersebut baru akan terpenuhi dengan baik bila
ekonomi keluarga memadai.
Untuk belajar anak memerlukan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan, misalnya membayar uang SPP, alat tulis menulis, pakaian sekolah,
buku-buku literatur, uang transportasi dan lain-lainnya demikian pula
ketenangan, keamanan, kesehatan baik jasmani maupun rohani.
Bagi keluarga yang tergolong pendapatannya rendah tentunya
sulit baginya untuk menyediakan sarana belajar minimal harus dipenuhi dengan
baik. Mungkin tempat belajarnya tidak ada, kalaupun ada tidak memenuhi
persyaratan hanya merupakan tempat belajar yang sederhana.
Anies (1979 ; 37) mengemukakan tentang pendapat dan tempat
belajar yaitu :
“Kemerosotan
belajar di sekolah atau kesulitan belajar dipengaruhi pula oleh kemorosotan
sosial  ekonomi orang tua, ada tidaknya tempat belajar sendiri, banyaknya
anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah dan fasilitas-fasilitas lainnya
”.
Juga demikian secara psikologi akan menimbulkan kekecewaan.
Anak menjadi kecewa karena memerlukan peralatan belajar tetapi tidak terpenuhi,
akhirnya semangat untuk belajar yang tadinya besar dapat menurun kembali.
Dengan demikian faktor sosial  ekonomi dalam hal ini tingkat pendapatan
orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
3)
Jumlah tanggungan
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap belajar anak
adalah jumlah tanggungan orang tua siswa. Jika orang tua siswa memiliki latar
belakang sosial  ekonomi yang cukup maka akan terpenuhi segala kebutuhan,
tetapi sebaliknya jika tidak maka hanya sebagian saja yang mampu dipenuhi oleh
orang tua.
Slameto menjelaskan bahwa keadaan ekonomi keluarga erat
hubungannya dengan belajar anak. Anak sedang belajar selain harus terpenuhi
kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan dan
lain-lain juga kebutuhan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi,
penerangan, alat tulis menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar ini
hanya dapat terpenuhi jika mempunyai cukup uang. Jika siswa hidup dalam
keluarga yang miskin maka kebutuhan siswa akan kurang terpenuhi akibatnya
kesehatan siswa akan terganggu sehingga akan berdampak pada belajar siswa yang
juga akan terganggu.
Sardiman
(1998) mengemukakan sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan sebagai berikut :
“ Pemenuhan kebutuhan siswa di samping bertujuan untuk
memberikan materi kegiatan secepat mungkin, juga materi pelajaran yang sudah
diselesaikan dengan kebutuhan biasanya menjadi lebih menarik. Dengan demikian
maka akan lebih membantu pelaksanaan proses belajar mengajar. Adapun yang
menjadi kebutuhan jasmanilah adalah seperti makan, minum, tidur, pakaian, dan
lain-lain.”
Keadaan
ekonomi yang memadai dapat diukur dengan tingkat pendapatan orang tua, jumlah
keluarga, dan besarnya beban tanggung jawab biaya yang dikeluarkan untuk masa
waktu tertentu. Kemampuan orang tua siswa secara positif dapat mendukung
kemampuan belajar siswa sebagai peserta didik yang dilihat dan peningkatan
prestasi belajar atau minimal mampu berada pada standar nilai prestasi yang
cukup membanggakan.
B.
Kerangka Pikir
Hubungan status sosial  ekonomi orang tua siswa dengan
prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Ladongi. Penelitian ini akan membahas
bagaimana hubungan ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa.
Dalam bentuk perbandingan antara tingkat pendidikan dan
tingkat pendapatan dan jumlah tanggungan orang tua dengan prestasi belajar
siswa. Maka peneliti membuat suatu alur pemikiran yang menggambarkan proses
pencapai tujuan peneliti. Kita melihat segi status sosial ekonomi orang tua di
mana menghasilkan 3 (tiga) faktor penting dalam memenuhi kebutuhan anak atau
siswa adalah kebutuhan akan sarana dan prasarana dalam menunjang prestasi anak.
Di mana faktor yang mempengaruhi anak sosial ekonomi orang tua adalah tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan. Dari ketiga faktor di atas,
jelas sangat menunjang anak atau siswa dalam pendidikan terutama akan belajar
semakin meningkat dan prestasi siswa akan mengalami meningkat.
C.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas,
maka dapat dirumuskan hipotesis adalah : “Terdapat hubungan yang signifikan
antara status sosial ekonomi orang tua dengan Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri
1 Ladongi”.



BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Ex-post facto
yang bersifat korelasional. Di mana penelitian mengkaji hubungan antara dua
variabel yaitu variabel status sosial ekonomi orang tua siswa dan variabel
prestasi belajar siswa di mana variabel tersebut telah terjadi sebelum kegiatan
penelitian. Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 1 Ladongi.
B.
Variabel dan Desain Penelitian
Penelitian ini melibatkan dua buah variabel yaitu variabel
bebas berupa status sosial ekonomi orang tua siswa dan diberi simbol (Y), serta
variabel terikat berupa prestasi belajar siswa dan diberi simbol (X).
C.
Defenisi Operasional  Variabel
Untuk memperjelas ruang lingkup dan variabel penelitian ini,
maka berikut ini akan dikemukakan defenisi operasional variabel.
  1. Status sosial
    ekonomi orang tua adalah tingkat kemampuan ekonomi seseorang dalam
    memenuhi kebutuhannya yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, tingkat
    pendidikan dan  jumlah tanggungan dalam keluarga.
  2. Prestasi Belajar
    siswa, adalah nilai yang diperoleh siswa SMA Negeri 1 Ladongi setelah
    kegiatan pembelajaran pada semester I.
D.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1
Ladongi pada tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah 900 siswa. Adapun ukuran
sampel penelitian sebanyak 30 siswa di mana hal ini didasarkan menurut
Suharsimi (2006 : 134) bahwa “ jika ukuran populasi lebih dari 100 maka sampel
dari populasi tersebut diambil antara 10%-15% atau 20%-25%”.
Teknik peyampelan dilakukan dengan cara cluster random
sampling,
di mana populasi dikelompokkan terlebih dahulu menurut kelas
(kelas 1, 2 dan 3). Karena nilai semester I siswa kelas satu belum ada, maka
sampel penelitian hanya diambil dari kelas 2 dan 3. Selanjutnya setelah
pengelompokan diambil secara acak dari setiap kelas sebanyak 15 siswa.
E.
Teknik Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan guna memperoleh data
yang sesuai dengan variabel penelitian adalah sebagai berikut:
  1. Data Prestasi
    belajar siswa diperoleh dengan teknik dokumentasi, di mana data-data nilai
    siswa sampel penelitian diambil dari dokumen sekolah .
  2. Data tentang
    status sosial ekonomi orang tua diperoleh dengan menggunakan angket, yang
    dibagikan kepada siswa di mana angket tersebut akan diisi oleh orang tua
    siswa yang bersangkutan.
F.
Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini hanya berupa angket tentang
status sosial ekonomi orang tua siswa. Instrumen tersebut dikembangkan dalam
beberapa indikator yaitu tingkat pendidikan orang tua, pendapat orang tua, dan
jumlah tanggungan orang tua. Sebelum angket digunakan makan dilakukan proses
validasi konstruk oleh dosen yang berkompoten.
G.
Teknik Analisa Data
Dalam  penelitian  ini,  analisis  data
dilakukan dengan memadukan  teknik analisis kuantitatif dan kualitatif.
Analisis kuantitatif menggunakan dua macam teknik statistik, yaitu statistik
deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif ditujukan untuk
mendeskripsikan data hasil penelitian berupa rata-rata, proporsi, persentase,
standar deviasi, grafik, dan tabel-tabel distribusi skor, terhadap setiap
variabel yang diteliti. Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian, yakni menguji hubungan antara  prestasi belajar siswa dengan
status sosial ekonomi orang tua, baik secara parsial maupun secara
bersama-sama.
Analisis kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan
memberi pemaknaan terhadap hasil-hasil yang diperoleh pada analisis kuantitatif
serta hasil-hasil pengamatan (observasi), wawancara dan angket.
Sebelum dilakukan uji hipotesis, diperlukan uji persyaratan
analisis. Menurut Sugiyono (2004) mengemukakan sebelum melakukan uji korelasi
maka harus dilakukan uji persyaratan analisis yang harus dipenuhi yaitu uji
normalitas dan homogenitas. Untuk itu, analisisnya digunakan bantuan komputer
dengan program SPSS 15.0 For Windows..
Teknik analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis
penelitian ini adalah analisis korelasi Product Moment yang di analisis dengan
bantuan perangkat lunak komputer (software) SPSS 15.0 For Windows Evaluation
Version.



DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurukuhebat.com/2018/04/laporan-penelitian-pengaruh-status.html

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *