MAKALAH
SOSIOLOGI
“Agen Sosialisasi”
DI
S
U
S
U
N
Oleh Kelompok I :
1.
Niluh
Ari Kusumawati (Ketua)
2.
Komang
Agus Darmawan
3.
M.
Ade Rivaldi
4.
M.
Alfian Reski
KELAS : X.4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkatNya kami dapat menyelesaikan makalah kami
yang membahas tentang “Agen Sosialisasi”.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Guru
bidang studi yang sudah dengan sabar selalu membimbing kami selama ini dalam
proses belajar, serta kami tidak lupa pula mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman saya semua yang sudah membantu kami, serta semua pihak yang tidak
bisa kami sebutkan satu-persatu yang telah memberikan support dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum
sempurna dan masih banyak memiliki kekurangan. Maka dengan rendah hati kami
mengharapkan kritikan dan saran dari teman-teman atau guru bidang studi yang
sudah membaca makalah ini, karena saran dari guru bidang studi dan teman-teman
akan kami jadikan sebagai motivasi untuk menyempurnakan makalah yang akan kami
buat selanjutnya.
Ladongi, Januari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ......................................................................................... ........ i
DAFTAR
ISI ....................................................................................................... ....... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah......................................................................... ....... 1
C.
Tujuan........................................................................................... ....... 2
D.
Manfaat........................................................................................ ....... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Agen
Sosialisasi................................................................. 3
B.
Macam-macam
Agen Sosialisasi................................................... ....... 3
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................................... 8
B.
Saran............................................................................................. ....... 8
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia berbeda dari binatang.Perilaku pada binatang
dikendalikan oleh instink/naluri yang merupakan bawaan sejak awal kehidupannya.
Binatang tidak menentukan apa yang harus dimakannya, karena hal itu sudah
diatur oleh naluri. Binatang dapat hidup dan melakukan hubungan berdasarkan
nalurinya
Manusia merupakan mahluk tidak berdaya kalau hanya
mengandalkan nalurinya.Naluri manusia tidak selengkap dan sekuat pada
binatang.Untuk mengisi kekosongan dalam kehidupannya manusia mengembangkan
kebudayaan. Manusia harus memutuskan sendiri apa yang akan dimakan dan juga
kebiasaan-kebiasaan lain yang kemudian menjadi bagian dari kebudayaannya.
Manusia mengembangkan kebiasaan tentang apa yang dimakan, sehingga terdapat
perbedaan makanan pokok di antara kelompok/masyarakat. Demikian juga dalam hal
hubungan antara laki-laki dengan perempuan, kebiasaan yang berkembang dalam
setiap kelompok menghasilkan bermacam-macam sistem pernikahan dan kekerabatan
yang berbeda satu dengan lainnya.
Dengan kata lain, kebiasaan-kebiasaan pada
manusia/masyarakat diperoleh melalui proses belajar, yang disebut sosialisasi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah
pengertian agen sosialisasi?
2.
Apa
sajakah macam-macam agen sosialisai?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian agen
sosialisasi
2. Menjelaskan macam-macam agen
sosialisasi
D.
Manfaat
Untuk
menambah pengetahuan penulis dan juga para pembaca tentang agen sosialisasi
serta macam-macamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah
pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empat agen
sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan lembaga
pendidikan sekolah. Pesan-pesan yang disampaikan oleh agen sosialisasi satu
sama lain berlainan dan tidak selamanya sejalan. Apa yang diajarkan keluarga
mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh
agen sosialisasi lain. Misalnya, di sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak
merokok, meminum minman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba),
tetapi mereka dengan leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau media
massa. Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang
disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya
saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi
dijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh
agen sosialisasi yang berlainan.
Kelompok inilah yang melaksanakan proses sosialisasi. Dalam
sosiologi, kelompok ini dinamakan agen sosialisasi. Ada lima agen sosialisasi
utama yang menjadi wahana di mana individu akan mengalami sosialisasi untuk
mempersiapkan dirinya masuk ke dalam masyarakat sepenuhnya.
a.
Keluarga
Dalam keadaan normal, lingkungan pertama yang berhubungan
dengan anak adalah keluarga. Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang
terdiri atas orang tua, saudara-saudara, serta mungkin kerabat dekat yang
tinggal serumah. Keluarga merupakan media sosialisasi yang pertama dan utama
atau yang sering dikenal dengan istilah media sosialisasi primer.
Melalui keluarga, anak mengenal dunianya dan pola pergaulan
sehari-hari. Arti pentingnya keluarga sebagai media sosialisasi primer bagi
anak terletak pada pentingnya kemampuan yang diajarkan pada tahap ini. Orang
tua umumnya mencurahkan perhatian untuk mendidik anak agar memperoleh
dasar-dasar pergaulan hidup yang benar dan baik melalui penanaman disiplin,
kebebasan, dan penyerasian.
b.
Teman Sepermainan (Kelompok Sebaya)
Media sosialisasi berikutnya adalah teman sepermainan.
Proses sosialisasi ini berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga.
Seorang anak belajar berinteraksi dengan orangorang yang sebaya dengan dirinya.
Pada tahap ini anak mempelajari aturan-aturan yang mengatur orang-orang yang
kedudukannya sejajar. Dalam kelompok teman sepermainan, anak mulai mempelajari
nilai-nilai keadilan.
Semakin meningkat umur anak, semakin penting pula pengaruh
kelompok teman sepermainan. Kadang-kadang dapat terjadi konflik antara norma
yang didapatkan dari keluarga dengan norma yang diterimanya dalam pergaulan
dengan teman sepermainan. Terutama pada masyarakat yang berkembang dengan amat
dinamis, hal itu dapat menjurus pada tindakan yang bertentangan dengan moral
masyarakat umum.
Pada usia remaja, kelompok sepermainan itu berkembang
menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Perkembangan itu antara lain
disebabkan oleh remaja yang bertambah luas ruang lingkup pergaulannya, baik di
sekolah maupun di luar sekolah. Akan tetapi, perlu diwaspadai pengaruhpengaruh
yang akan muncul ketika remaja mulai bergaul dengan sebayanya, karena pada
tahap ini, tingkat kerawanan terhadap hal-hal yang cenderung ke arah negatif
sangat tinggi.
Mudah sekali, si remaja terpengaruh apabila basis
sosialisasi keluarga yang pernah dialami sangat lemah. Sehingga, dengan kata
lain, sebelum anak mulai masuk ke dalam lingkungan sebayanya, sosialisasi
primer yang berlangsung dalam keluarga hendaknya diperkuat secara nyata.
c.
Sekolah
Sekolah dengan lembaga yang melaksanakan sistem pendidikan
formal merupakan agen sosialisasi yang akan kita bahas selanjutnya.
Di sekolah seorang anak akan belajar mengenai hal-hal baru
yang tidak ia dapatkan di lingkungan keluarga maupun teman sepermainannya.
Selain itu juga belajar mengenai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
sekolah, seperti tidak boleh terlambat waktu masuk sekolah, harus mengerjakan
tugas atau PR, dan lain-lain. Sekolah juga menuntut kemandirian dan tanggung
jawab pribadi seorang anak dalam mengerjakan tugas-tugasnya tanpa bantuan orang
tuanya.
Hal itu sejalan dengan pendapat Dreeben yang mengatakan
bahwa dalam lembaga pendidikan sekolah (pendidikan formal) seseorang belajar
membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang dipelajari adalah
aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), dan
kekhasan (specificity).
Adapun fungsi pendidikan sekolah sebagai salah satu mediasosialisasi,
antara lain sebagai berikut.:
1)
Mengembangkan potensi anak untuk mengenal kemampuan dan bakatnya.
2)
Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskannya dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
3)
Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran keterampilan berbicara dan
mengembangkan kemampuan berpikir secara rasional dan bebas.
4)
Memperkaya kehidupan dengan menciptakan cakrawala intelektual dan cita rasa
keindahan kepada para siswa serta meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri melalui
bimbingan dan penyuluhan.
5)
Meningkatkan taraf kesehatan melalui pendidikan olahraga dan kesehatan.
6)
Menciptakan warga negara yang mencintai tanah air, serta menunjang integritas
antarsuku dan antarbudaya.
7)
Mengadakan hiburan umum (pertandingan olahraga atau pertunjukan kesenian).
d.
Lingkungan Kerja
Di lingkungan kerja, seseorang akan berinteraksi dengan
teman sekerja, pimpinan, dan relasi bisnis. Dalam melakukan interaksi di
lingkungan kerja, setiap orang harus menjalankan peranan sesuai dengan kedudukannya.
Misalnya, sebagai seorang pemimpin, ia menjalankan peranannya untuk mengelola
atau mengarahkan para karyawannya, sedangkan sebagai pekerja ia melaksanakan
perintah pemimpin dan tugas sesuai dengan kedudukannya.
Nilai dan norma pergaulan sehari-hari tidak dapat diterapkan
pada lingkungan kerja karena posisi atau jabatan seseorang sangat memengaruhi
hubungan yang harus dijalankannya. Seorang pemimpin suatu perusahaan walaupun
umurnya lebih muda tetap harus dipatuhi dan dihormati oleh bawahannya yang
mungkin umurnya lebih tua. Jadi, lingkungan kerja telah melahirkan peranan
seseorang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya yang memengaruhi tindakannya
sebagai anggota masyarakat.
e.
Media Massa
Media massa terdiri atas media cetak (surat kabar dan majalah)
dan media elektronik (radio, televisi, video, film, dan internet). Meningkatnya
teknologi komunikasi dan informasi memungkinkan peningkatan kualitas pesan
serta peningkatan frekuensi penyertaan masyarakat atas pesan tersebut memberi
peluang bagi media massa untuk berperan sebagai agen sosialisasi yang semakin
penting.
Salah satu media massa yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa adalah televisi. Acara apa
yang sering kamu tonton? Film, musik, infotainment, sinetron, berita, atau yang
lainnya? Acara yang disuguhkan oleh stasiun televisi sangat beragam, dari
pendidikan, hiburan, berita, bahkan tindak kriminal pun saat ini banyak
ditayangkan dan telah menjadi konsumsi publik. Berbagai acara yang ditayangkan
oleh stasiun televise itu akan berpengaruh pada tindakan yang dilakukan
masyarakat, terutama remaja dan anak-anak.
Pesan-pesan yang ditayangkan melalui televisi dapat
mengarahkan masyarakat ke arah perilaku proporsional (sesuai dengan norma-norma
masyarakat) atau perilaku antisosial (bertentangan dengan norma-norma
masyarakat). Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, beberapa stasiun
televisi menyarankan agar anak selalu didampingi oleh orang tuanya dalam
menonton acara televisi. Hal ini dimaksudkan agar orang tua memberikan
Pengertian kepada anak mengenai acara yang disajikan, supaya anak mengerti
maksud isi acara itu.
Dalam keadaan normal, lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak
adalah keluarga. Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang terdiri atas
orang tua, saudara-saudara, serta mungkin kerabat dekat yang tinggal serumah.
Keluarga merupakan media sosialisasi yang pertama dan utama atau yang sering
dikenal dengan istilah media sosialisasi primer. Melalui keluarga, anak
mengenal dunianya dan pola pergaulan sehari-hari. Arti pentingnya keluarga
sebagai media sosialisasi primer bagi anak terletak pada pentingnya kemampuan
yang diajarkan pada tahap ini. Orang tua umumnya mencurahkan perhatian untuk
mendidik anak agar memperoleh dasar-dasar pergaulan hidup yang benar dan baik
melalui penanaman disiplin, kebebasan, dan penyerasian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agen
sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi.
Ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media
massa, dan lembaga pendidikan sekolah. Pesan-pesan yang disampaikan oleh agen
sosialisasi satu sama lain berlainan dan tidak selamanya sejalan. Apa yang
diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa yang
diajarkan oleh agen sosialisasi lain.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami susun ini.
Semoga apa yang telah kami telah susun ini dapat berguna selanjutnya untuk
membantu baik untuk peningkatan nilai maupun untuk membantu proses belajar
mengajar. Sekali lagi kami meminta maaf apabila dari keseluruhan isi makalah
yang kami susun ini terdapat beberapa kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu
kesediaan teman-teman, bapak/ ibu guru, atau para pembaca untuk memberikan
sumbangsih saran dan kritiknya.
DAFTAR
ISI
https://danaseknginden1.blogspot.co.id/2013/03/makalah-sosiologi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar