MAKALAH
AGAMA HINDU
“Weda”
O L E H
:
Desak Putu Sri Lestari
Kelas : XII.IPS4
SMA NEGERI 1 LADONGI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Atas Asung Kertha Wara Nugraha
Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang
Maha Esa) pada akhirnya makalah ini tersusun dalam bentuk yang sederhana
setelah banyak rintangan baik teknis maupun non tekhnis. Adapun judul makalah
yang saya ambil adalah “Weda”.
Penyusun menyadari bahwa
komposisi, struktur maupun materi yang terdapat dalam makalah ini masih jauh
dari yang diharapkan, oleh karena itu penyusun menyadari beberapa
kekurangan-kekurangan dan keterbatasan penulis miliki. Oleh karena itu saran
dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun sangat diharapkan dalam
perbaikan makalah ini.
Dengan selesainya makalah ini
penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada guru kami yang telah banyak
memberi petunjuk dalam pembuatan makalah ini, tak lupa juga kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman kami yang telah banyak
memberikan motivasi dan dorongannya
sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Om Santi Santi Santi Om.
Ladongi, Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 1
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Weda........................................................................................ 2
2.2 Arti Kata Veda........................................................................................... 2
2.3 Bahasa Veda............................................................................................... 3
2.4 Kedudukan Kitab Suci Veda........................................................................ 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 7
3.2 Saran........................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam berbagai kesempatan melalui ceramah agama Hindu,
dharma vacana, dharma tula, diskusi atau seminar, sebagian dari umat Hindu yang
terpelajar menanyakan tentang kitab suci Veda. Mereka meyakini kitab suci Veda
sebagai sumber ajaran agama Hindu, tetapi mereka belum pernah melihat bagaimana
kitab suci Veda itu.
Kini perkembangan dunia modern sangat pesat, media
komunikasi seperti televisi sangat bermanfaat bagi pengembangan atau
penyampaian ajaran agama. Umat Hindu merasakan keterlambatan, ketidaksiapan dan
kekurangan dalam memanfaatkan teknologi modern ini. Perkembangan dunia modern
dalam era globalisasi ini, umat Hindu khususnya dan masyarakat pada umumnya
ingin mengenal ajaran agamanya dan ajaran agama lain yang tidak dipeluknya
lebih mendalam lagi. Untuk mendalami ajaran agama Hindu, kita harus merujuk
pada kitab suci Veda.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Weda?
2.
Apa arti kata Weda?
3.
Bagaimana bahasa Weda?
4. Bagaimana Kedudukan Kitab Suci Veda?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian Weda
2.
Untuk mengetahui arti kata Weda
3.
Untuk mengetahui bahasa Weda
4. Untuk mengetahui Kedudukan Kitab Suci Veda
BAB II
PEMBAHASAN
1.1
Pengertian Veda
Pada tahun 1849 seorang sarjana Belanda R. Freiderich
menulis tentang keberadaan Veda di pulau Bali. Para Pandita memiliki
lontar (manuscript) berupa 4 buah Samhita yang ditulis oleh Bhagavan Byasa
(Maharsi Vyasa). Mereka merahasiakan isinya dan hanya mengajarkan kepada
pandita sisya (murid)nya. R. Freiderich hanya diijinkan melihat sebuah lontar
yaitu Brahmana Purana berbahasa Jawa Kuna. Kemudian sarjana Brumund dan Kern
menemukan bahwa mantram-mantram berbahasa Sanskerta yang bercampur dengan
bahasa Jawa Kuna itu adalah mantram ritual dan penjelasannya yang bersifat
mistik dengan latar belakang Saivisme dengan warna Tantric.
Terhadap mantram-mantram Sanskerta di Bali yang disebut
Catur Veda tidak lain adalah Narayanatharvasiropanisad yang aslinya terdiri
dari 5 bait mantram (syair) dan di Bali hanya dikenal 4 bait mantram yang
masing-masing bait berakhir dengan :, etad Rgveda siro dhite etad Yajurveda
siri dhite, etad Samaveda siro dhite, dan etad Atharvaveda siro dhite.
Tentang Narayana Upanisad yang disebut Catur Veda ini,
Sylvain Levi menyatakan adalah 4 bait dari Narayana Upanisad yang pada
tiap-tiap pada bagian akhir berisi kata sirah, sering disebut Catur Veda Sirah.
Jadi pada masa silam di Bali (Indonesia) tidak terdapat kitab suci Veda.
Tentang Gayatri Mantram para Padanda tidak pernah mendengar walaupun tiap hari
mengucapkan mantram itu (dalam Suryasevana) sumber aslinya adalah Rgveda
III.62.10, kita mengenal Brahma Gayatri, Rudra Gayatri, Gayatri Kavaca.
Para Pandita dan sastrawan Indonesia mengenal nama Catur
Veda yang disebut Sang Hyang Sruti melalui naskah-naskah Ramayana dan
Mahabharata berbahasa Jawa Kuna. Dari 18 parva Mahabharata, hanya 9 parwa yang
diwaris berbahasa Jawa Kuna.
1.2
Arti Kata Veda
Kata Veda dapat dikaji dari 2 pendekatan yaitu etimologi dan
semantik. Kata Veda berasal dari urat kata kerja Vid yang artinya mengetahui
dan Veda berarti ‘pengetahuan’, dalam arti semantik berarti pengetahuan suci,
kebenaran sejati, pengetahuan tentang ritual, kebijaksanaan yang tertinggi,
pengetahuan spiritual sejati tentang kebenaran abadi, ajaran suci atau kitab
suci sumber ajaran agama Hindu.
Svami Dayananda Sarasvati dalam bukunya Rgvedadi Bhasya
Bhumika menyatakan kata Veda berasal dari 4 urat kata kerja:
- Vid : mengetahui (Anadi, Set, Parasmaipada) – Vetti.
- Vid : menjadi ada (Divadi, Anit) – Vidyate.
- Vid : membedakan (Rudhadi, Anit) – Vinte.
- Vidl : mencapai (Tudadi, Set) – Vidanti atau Vindate.
Maurice Winternitz di dalam bukunya A History of Indian
Literature, volume I menyatakan bahwa Veda (Rgveda) adalah pustaka monumental
tertua Indo-Eropa (1927). Demikian pula Bloomfield dalam bukunya The Religion
of Veda menyatakan bahwa Veda (Rgveda) bukan saja monument tertua umat manusia,
tetapi juga dokumentasi di Timur yang paling tua, dan memperlihatkan peradaban
yang tinggi di antara mereka yang dapat dijumpai dalam mantra-mantra Veda
(1908). Sarvepali Radhakrishnan mengatakan bahwa Veda mengandung makna
kebijaksanaan menunjukkan spiritual yang sejati dari yang dituju umat
manusia.
Veda dalam bentuk tunggal (bahasa Inggris) berarti
pengetahuan suci dalam bentuk jamak Vedas berarti dalam pengertian yang luas
yakni seluruh kitab Sruti yang terdiri dari 4 Veda (Mantra Samhita),
kitab-kitab Brahmana, Aranyaka dan kitab-kitab Upanisad. S. Radhakrishnan lebih
jauh menyatakan tentang arti Veda: Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan dalam
tahap kedua disebabkan oleh pengkajian yang lebih mendetail, sedang
1.3
Bahasa Veda
Veda sebagai wahyu Tuhan Yang Maha Esa diyakini kebenarannya
oleh seluruh umat Hindu. Kebenaran Veda tidak diragukan lagi. Bahasa yang
digunakan dalam Veda adalah bahasa masyarakat di tempat wahyu itu diturunkan
yaitu bahasa Sanskerta dan bahasa ini tetap juga digunakan sampai berkembangnya
susastra Veda pada jaman sesudah Veda itu dihimpun dalam 4 himpunan yang
disebut Samhita dan dikenal dengan nama Catur Veda (Rgveda, Yajurveda,
Samaveda, dan Atharvaveda).
Bahasa Sanskerta dipopulerkan oleh Maharsi Panini, pada
waktu itu menulis sebuah kitab Vyakarana yaitu kitab tata bahasa Sanskerta yang
terdiri dari 8 Adyaya atau bab yang terkenal dengan nama Astadhyayi yang
mengemukakan bahwa bahasa yang digunakan dalam Veda adalah bahasa deva-deva
yang dikenal dengan nama daivivak yang artinya bahasa atau sabda devata.
Maharsi Patanjali menulis kitab Bhasa dan merupakan buku
kritik terhadap karya Panini yang ditulis pada abad ke II Sebelum Masehi yang
mengungkap nama Daivivak untuk menamai bahasa yang digunakan dalam Veda
termasuk kitab-kitab itihasa (sejarah), purana (sejarah kuna),
smrti/dharmasastra (kitab-kitab hukum), kitab-kitab agama (pegangan bagi
Sampradaya atau Paksa seperti Saivagama, Tantrayana, juga bahasa yang digunakan
dalam kitab-kitab darsana (filsafat Hindu).
Maharsi Katyayana dikenal pula dengan nama Vararuci yang
hidup pada abad ke V Sebelum Masehi, di Indonesia salah satu karyanya
diterjemahkan dalam bahasa Jawa Kuno pada jaman Majapahit yaitu kitab
Sarasamuccaya sedang Maharsi Panini hidup pada abad ke VI Sebelum Masehi,
pengaruh kitab Astadhyayi sangat besar dalam perkembangan bahasa Sanskerta.
Para ahli membedakan bahasa Sanskerta ke dalam 3 kelompok:
- Bahasa Sanskerta Veda (Vedic Sanskrit) bahasa Sanskerta yang digunakan jauh lebih tua.
- Bahasa Sanskerta Klasik (Classical Sanskrit) bahasa Sanskerta yang digunakan dalam susastra Hindu seperti itihasa, puran, dharmasastra.
- Bahasa Sanskerta Campuran (Hybrida Sanskrit) bahasa Sanskerta yang sudah mendapat pengaruh dari bahasa yang berkembang pada saat itu.
1.4 Kedudukan Kitab Suci Veda
1.
Veda, Kitab Suci, Sumber Ajaran Hindu
Satu-satunya pemikiran yang secara tradisional yang kita
miliki adalah yang mengatakan bahwa Veda adalah Kitab suci agama Hindu.
Diyakini sebagai kitab suci karena sifat isinya dan yang menurunkan
(mewahyukan) adalah Tuhan Yang Maha Esa yang disebut apauruseya.Sebagai kitab
suci, Veda adalah sumber ajaran agama Hindu sebab dari Vedalah mengalir ajaran
yang merupakan kebenaran agama Hindu. Dari kitab Veda (Sruti) mengalirlah
ajarannya dan dikembangkan dalam kitab-kitab Smrti, Itihasa, Purana, Tantra,
Darsana, dan Tatwa-tatwa. Veda adalah sumber ajaran agama, sumber tertingi dari
semua sastra agama, berasal dari Tuhan Yang Maha Esa, Veda diwahyukan pada
permulaan adanya pengertian waktu.
Veda mengandung ajaran yang memberikan keselamatan di dunia
ini dan akhirat nanti. Veda menuntun tindakan umat manusia sejak lahir sampai
pada nafasnya yang terakhir. Ajaran Veda tidak terbatas hanya sebagai tuntunan
hidup individual, tetapi juga dalam hidupbermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Segala tuntunan hidup ditunjukan kepada kita oleh ajaran Veda yang
terhimpun dalam kitab-kitab Samhita, Brahmana, Aranyaka, Upanisad maupun yang
dijelaskan kembali dalam kitab-kitab susastra Veda atau susastra Hindu lainnya.
2.
Veda, Wahyu Tuhan Yang Maha Esa
Veda sebagai himpunan Sabda atau wahyu berasal dari
Apauruseya (bukan dari purusa atau manusia) sebab para rsi penerima wahyu
berfungsi hanya sebagai instrument (sarana) dari Tuhan Yang Maha Esa untuk
menyampaikan ajaran suci-Nya. Svami Dayananda Saraswvati menyakan Veda adalah
Sabda-Nya dan segala kuasa-Nya bersifat abadi, Rgveda, Yajurveda, Samaveda, dan
Atharvaveda berasal dan merupakan Sabda-Nya, Tuhan Yang Maha Agung dan
Sempurna, Para Brahman yang memiliki kekuasaan yang menjadikan diri-Nya
sendiri, penuh kesadaran, supra empiris, dan sumber kebahagiaan dan Veda
merupakan sabda-Nya yang bersifat abadi.
Tentang para rsi yang menerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa dan
menyampaikan secara lisan melalui tradisi kuno yakni system perguruan yang
disebut “parampara”, seorang filologis Veda dan penyusun kitab Nirukta bernama
Yaskacarya menyatakan:
Nirukta I. 19
Saksat krta dharman rsayo
Bubhuvuste’saksat krta dharmabhya
Upadesena mantram sampradu.
Artinya:
Para
rsi adalah mereka yang memahami dan mampu merealisasikan dharma dengan
sempurna. Beliau mengajarkan hal tersebut kepada mereka yang mencari
kesempurnaan yang belum mereali-sasikan hal itu.
Jadi berdasarkan kutipan tersebut di atas, para rsi adalah
mereka yang menerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa karena kesucian pribadinya,
mereka menerima sabda suci-Nya. Oleh karena itu seorang rsi disebut mantradrasta
(mantradrastarah itirsih). Ada beberapa cara seorang rsi menerima wahyu Tuhan
Yang Maha Esa:
- Svaranada yakni gema
- Upanisad, pikiran para rsi dimasuki oleh sabda Brahman
- Darsana atau Darsanam yakni rsi atau orang suci berhadapan dengan deva-deva
- Avatara yakni manusia berhadapan dengan Avatara-Nya
3.
Veda, Sumber Hukum Hindu
Maharsi
Manu, peletak dasar hukum Hindu menjelaskan Veda adalah sumber dari segala
dharma atau hukum Hindu.
Manavadharmasastra
II.6
Vedo’khilo
dmharma mulam
Smrti
sile ca tad vida,
Acarasca
iva sadhunam
Atmanas
tustir eva ca.
Artinya
‘Veda
adalah sumber dari segala dharma, kemudian barulah smrti, di samping sila,
acara dan atmanastuti’.
Kita
mengenal sumber-sumber hukum Hindu menurut kronologisnya sebagai berikut:
- Veda (Sruti)
- Smrti (dharmasastra)
- Sila (tingkah laku orang suci)
- Acara (tradisi yang baik)
- Atmanastuti (keheningan hati)
4.
Nama-nama lain Kitab Suci Veda
Adapun
nama-nama lain dari kitab suci Veda antara lain:
- Kitab Sruti
- Atharvaveda
- Kitab Rahasya, rahasya artinya bahwa Veda mengandung ajaran yang bersifat rahasia yakni moksa
- Kitab Agama, menunjukkan bahwa kebenaran Veda adalah mutlak dan harus diyakini kebenarannya.
- Kitab Mantra, Kitab Mantra adalah nama lain dari kitab Veda, karena Veda memang berbentuk mantra atau puisi (syair) yang dapat dilagukan.
BAB
III
P
E N U T U P
3.1 Kesimpulan
Weda
merupakan kitab suci yang didalamnya terdapat ajaran-ajaran dan filsafat hidup
yang termuat dalam sloka-sloka. Di dalam kitab Weda juga diajarakan
pengetahuan-pengetahuan yang sifatnya membimbing umat Hindu ke jalan yang
benar.
3.2 Saran.
Mari kita
wujudkan bersama-sama tentang bagaimana cara kita sebagai pelajar dan umat
Hindu untuk selalu menghayati dan mengamalkan serta melaksanakan apa itu yang termuat dalam Weda. Dan saya
menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran
sangat saya harapkan dari teman-teman sekalian dan para pembaca lainnya demi
makalah ini lebih sempurna dan bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
https://hindualukta.blogspot.co.id/2015/05/mengenal-veda-makalah.html
Terima kasih
BalasHapus