MAKALAH
PENJASKES
“Olahraga Dayung”
DI
S
U
S
U
N
O l e h
:
Ira
Wahyuni
KELAS
: XI.IPA
SmA negeri 1 POLI-POLIA
TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puju syukur
penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya makalah
yang berjudul Olahraga Dayung ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang
diharapkan dan tepat pada waktunya. Makalah yang membahas tentang sejarah,
tehnik dasar dan peraturan dalam olahraga dayung.
Dalam penulisan
makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak.
Semoga makalah ini bermamfaat untuk
para pembaca.
Poli-Polia, Mei
2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR
ISI............................................................................................................. ..... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Perkembangan Olahraga
Dayung...................................... 3
B. Sejarah Olahraga Dayung.......................................................................... 6
C. Pemilihan Kayak........................................................................................ 8
D. Olahraga Dayung....................................................................................... 9
E. Mendayung............................................................................................... 11
F. Teknik belajar olahraga dayung................................................................ 14
G. Peraturan Lomba Dayung......................................................................... 17
H. Atlit
Dayung Indonesia........................................................................... 23
I. Sistem Energi Dayung.............................................................................. 26
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 29
B. Saran......................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan
men-dayung sudah dilakukan oleh masyarakat perairan di nusantara. Namun, saat
ini kita mengenal olahraga mendayung. Dalam olahraga mendayung sudah tentu
menggunakan dayung sebagai salah satu alat perlombaan. Olahraga mendayung
dilakukan di atas sungai, danau, dan laut.
Olahraga
mendayung merupakan olahraga beregu air. Satu perahu bisa terdiri atas tujuh
orang pendayung. Dalam teknik mendayung dikenal dua macam kayuhan yaitu dayung
maju dan dayung mundur. Jika ingin perahu bergerak ke depan maka digunakan
dayung maju.
Sebaliknya, jika
ingin menghentikan perahu yang sedang bergerak atau menginginkan perahu
bergerak mundur digunakan teknik dayung mundur. Jika ingin membelokkan perahu
ke kanan maka tangan kiri mendayung maju dan tangan kanan mendayung mundur.
Begitu pun dengan sbaliknya, jika ingin membelok ke kiei tangan kanan mendayung
maju dan tangan kiri mendayung mundur.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian dan Perkembangan Olahraga Dayung?
2.
Bagaimana Sejarah Olahraga Dayung?
3.
Bagaimana Pemilihan Kayak?
4.
Bagaimana Olahraga Dayung?
5.
Apa itu pengertian mendayung?
6.
Bagaimana Teknik belajar olahraga dayung?
7.
Bagaimana Peraturan Lomba Dayung?
8.
Siapa Atlit
Dayung Indonesia?
9.
Bagaimana Sistem Energi Dayung?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui Pengertian dan Perkembangan
Olahraga Dayung
2.
Untuk mengetahui Sejarah Olahraga Dayung
3.
Untuk mengetahui Pemilihan Kayak
4.
Untuk mengetahui Olahraga Dayung
5.
Untuk mengetahui pengertian mendayung
6.
Untuk mengetahui Teknik belajar olahraga dayung
7.
Untuk mengetahui Peraturan Lomba Dayung
8.
Untuk mengetahui Dayung Indonesia
9.
Untuk mengetahui Sistem Energi Dayung
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Perkembangan Olahraga Dayung
Dayung adalah suatu menerapkan
digunakan untuk air-borne propulsi. Dayung memiliki flat pisau pada salah satu
ujungnya Pendayung pegang dayung di ujung lainnya Perbedaan antara dayung dan
dayung adalah bahwa dayung dipegang oleh pendayung, dan tidak terhubung dengan
kapal. Dayung umumnya terhubung ke kapal melalui rowlocks atau tholes yang
mengirimkan gaya diterapkan ke kapal. Dalam sistem ini (dikenal sebagai
pengungkit kelas dua ) air adalah tumpuan.
Pendayung umumnya menghadapi buritan
kapal, mencapai sejauh mereka bisa menuju buritan, dan masukkan bilah dayung
mereka di dalam air. Ketika mereka bersandar, terhadap kapal busur , pisau
dayung mereka menyapu air ke arah buritan, menyediakan maju dorong - lihat tuas
.
Selama ribuan kapal tahun itu
didukung baik oleh layar , atau kerja mekanik dari pendayung, atau paddlers.
Beberapa kapal kuno yang digerakkan oleh salah satu dayung atau berlayar,
tergantung pada kecepatan dan arah angin (lihat dapur ).
Konstruksi
Dayung secara tradisional terbuat
dari kayu. Bentuknya adalah poros panjang (atau alat tenun) dengan pisau datar
di ujungnya. Mana dayung menghubungkan ke kapal ada "leher" yang
menghentikan dayung tergelincir lalu keliti tersebut. Dayung biasanya memiliki
pegangan, yang mungkin lengan material atau alternatif bentuk ukiran agar
sesuai dengan tangan.
Dayung digunakan untuk transportasi
datang dalam berbagai ukuran. . Dayung yang digunakan dalam kecil dinghies atau
rakit bisa kurang dari 2 meter panjang. Pada zaman klasik kapal perang yang
digerakkan oleh dayung panjang yang sangat yang mungkin memiliki beberapa
pendayung per dayung. Dayung ini bisa lebih dari selusin meter panjang.
Dayung digunakan untuk mendayung
kompetitif .Dayung digunakan dalam mendayung kompetitif panjang (250-300 cm)
kutub dengan salah satu ujung datar sekitar 50 cm dan 25 cm, yang disebut
pisau. Bagian dari dayung pendayung memegang sementara dayung disebut menangani
. Sementara mendayung, dayung didukung oleh rangka logam menempel pada sisi
kapal yang disebut outriggers . . dayung Classic terbuat dari kayu , tetapi
dayung modern terbuat dari sintetis bahan, yang paling umum adalah serat karbon
.
Dayung digunakan sebagai piala
.Olahraga dayung kompetitif telah mengembangkan tradisi khas menggunakan dayung
sebagai kenang-kenangan dari memenangkan perlombaan yang signifikan. 'Piala
dayung' adalah tidak disajikan pada akhir lomba seperti secangkir logam mulia
lebih akrab mungkin, melainkan diberikan oleh sekolah, klub atau universitas
bahwa awak menang atau pendayung diwakili.
Sebuah piala dayung adalah dayung
kompetisi yang telah dicat warna klub dan kemudian harus rincian dari ras
signwritten di muka pisau. Format yang paling umum akan memiliki lambang atau
puncak dari klub atau sekolah diposisikan di tengah, dengan nama-nama kru dan
rincian perlombaan diatur sekitar ini.
Banyak universitas yang lebih tua (
Oxford dan Cambridge akan menjadi contoh utama) dan perguruan tinggi mereka
memiliki sejarah panjang menggunakan dayung piala dan banyak contoh yang
dipajang di rumah klub di seluruh dunia.
Para kota Norwegia Fedje dan Herøy
memiliki dayung dalam mereka mantel-of-senjata. Dayung telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai hewan dengan karakteristik yang erat-mirip dengan dayung
kata melaksanakan. Anggota Regalecidae Keluarga , memanjang ikan laut dalam,
disebut oarfish karena bentuk tubuh mereka adalah sama dengan sebuah dayung.
Sesuai perkembangan zaman, olahraga
dayung dari waktu ke waktumengalami perkembangan. Perkembangan tersebut terdiri
dari beberapa tinjauanyaitu, perkembangan dayung dunia, dayung Indonesia dan
perkembangan dayung di Kabupaten Simeulue.
Olympiade ke-VIII diselenggarakan
pada tanggal 13-15 Juli 1924, di SungaiSeine, Paris Prancis. Bersamaan dengan
event-event dayung, The Exhibition of the Canadian Canoe diselenggarakan.
Jumlah perwakilan dari berbagai Negaradibatasi. Kanada dan Amerika serikat
mengirim peserta mereka untuk diperlombakan didalam 6 event. Perlombaan yang
berjarak 800 meter dantermasuk single, double dan empat. Menariknya
perahu-perahu yang samadigunakan untuk kedua perlombaan kayak dan canoe.
Peserta Kanada memenangkan semua event-event perlombaan canoe.
Mendayung merupakan sebuah olahraga
yang menggunakan dayung dan berlangsung di atas sungai, danau, dan laut. Dalam
teknik mendayung dengan oar hanya dikenal dua macam kayuhan yaitu dayung maju
dan dayung mundur. Jika menginginkan perahu bergerak kedepan maka digunakan
dayung maju sedangkan dayung mundur untuk menghentikan perahu yang sedang
bergerak maju atau memang menginginkan perahu bergerak mundur. Jika ingin
membelokkan perahu ke kanan maka tangan kiri mendayung maju dan tangan kanan
mendayung mundur,dan sebaliknya jika ingin membelok kekiri.
B. Sejarah Olahraga Dayung
Secara umum, sejarah olahraga dayung
itu sendiri tidak bisa ditentukan bangsa mana yang pertama kali menemukan
olahraga tersebut. Hal tersebut dikarenakan sejarah olahraga dayung sudah ada
sejak zaman kuno sampai modern, dimana pada masa itu manusia belum mengenal
tulisan, sehingga sangat sulit para ahli sejarah olahraga dayung untuk
mengungkapkan dengan secara pasti dari negara mana olahraga dayung berasal.
Dayung sudah ada sejak dulu, karena dasarnya dari kapal yang dikayuh dengan
dayung. Hanya saja, belum ada balapan atau lomba seperti sekarang. Catatan
orang mesir pada 1430 sebelum Masehi, menyatakan bahwa pejuang Amenhotep atau
Amenopis II terkenal dalam hal mendayung. Di kepulauan Aenea, para gadis
melakukan salah satu acara pemakaman yang dibuat oleh Aeneas untuk menghormati
ayahnya. Pada abad ke13, orang Venesia mengadakan festival Regata yang
didalamnya terdapat balap perahu antara satu dengan yang lain.Dalam penelitian
ini, penulis mengklasifikasikan sejarah olahraga dayungke dalam dua bagian,
yaitu sejarah olahraga kuno dan sejarah olahraga modern.
1.
Sejarah Olahraga Dayung Kuno
Olahraga
Canoe dan kayak adalah secara relatif baru. Meskipun pengunaan jenis-jenis
perahu ini kembali mengenang pada zaman batu. Kayak kemungkinan berasal dari
Greenland. Dimana suku Eskimo telah mengunakannya untuk berburu
2.
Sejarah Olahraga Dayung Modern
Olahraga
Dayung sudah dikenal sejak zaman sebelum masehi, tetapi baru pada abad ke-16
diresmikan sebagai bentuk olahraga. Menurut catatan sungaiThames di Ingris
sering menimbulkan kecelakaan karena dipakai sebagai saranalalu lintas. Raja
Hendri VIII mengeluarkan peraturan, hanya pendayung yangmemiliki izin yang
boleh melewati perairan Thames.Sejak saat itu, banyak masyarakat yang ingin
tampil menjadi pendayungyang baik. Kemudian munculnya berbagai perlombaan untuk
memperebutkangelar-gelar pendayung terbaik selanjutnya, berkembang kegiatan ini
menjadi suatucabang olahraga. Perlombaan-perlombaan mulai menjamur. Sekitar
abad ke-19, para mahasiswa Inggris mulai tertarik dengan olahraga ini.
Jika dilihat pada awalnya, asal mula
Kano dan Kayak dimulai dari beberapa abad yang lalu di sebelah Utara dan
Selatan Amerika. Pada saat itu, penduduk lokal (orang Eskimo dan orang Indian)
biasa membuatnya untuk keperluaan transportasi, memancing dan bertarung. Mereka
bergerak disepanjang sungai dengan dayung yang panjang dan terbuat dari kayu.
Bukti arkeologi pertama mengenai
keberadaan perahu Kano terdapat di dekat Sungai Efrat, di sebuah makam dari
Raja Samaria. Relik tersebut diperkirakan berumur kurang lebih 6000 tahun.
Bentuk dan desainnya lain dari yang biasa dibuat oleh bangsa Indian malah lebih
serupa dengan perahu Kano yang dibuat oleh bangsa Eskimo yang tinggal di
Amerika Utara dan Greenland.Pembuatan perahu Kano yang pada awal mulanya
digunakan untuk transportasi barang dan orang, berburu, lomba Kano hingga
berperang, telah berkembang sejak jaman batu, dari Samaria hingga Amerika,
Oceania dan Australia hingga Greenland serta masih banyak lagi.
Perahu kano pada masa awal dipahat
dari gelondongan kayu atau tulang paus dan kayu apung yang dilapisi dengan
kulit senga laut dan lemak paus yang kedap air. Pada awalnya perahu Kano
merupakan benda yang rapuh namun mudah untuk dikendarai, yang sekarang telah
berevolusi menjadi perahu dengan penampilan yang licin dan cepat. Untuk cabang
olahraganya sendiri terdiri dari beberapa macam bergantung pada jenis medan
yang dilombakan. Biasanya terbagi menjadi tiga:
- Pedayung menghadap ke depan
- Alat dayung tidak terpaut pada perahu
- Sepenuhnya bergerak dengan tenaga manusia.
Untuk mengemudikan sebuah kano, sang
atlet harus mempunyai koordinasi antara gerak sang atlet dengan pendayungnya,
perahunya sendiri berperan sebagai pengapung dan airnya sebagai media
transportasi. Secara internasional, kata "canoeing" sering kali
dipakai untuk dua aktifitas, baik Kano maupun Kayak yang terdiri dari sejumlah
cabang dan jenis perahu, seluruhnya bernaung di bawah lembaga International
Canoe Federation (ICF)
C.
Pemilihan
Kayak
1. Berdasarkan
Ukuran dan berat
Ukuran memegang peranan penting dalam
pemilihan kayak yang sesuai. jenis kayak di sesuaikan dengan postur tubuh.
2. Keseimbangan
Keseimbangan sangat perlu dalam memilih
kayak. kayak yang berbadan panjang dan lebar ukurannya memiliki keseimbangan
yang tinggi. Keseimbangan terdiri dari: keseimbangan primer dan keseimbangan
skunder. Keseimbangan Primer adalah, Keseimbangan yang susah untuk berbalik dan
cukup stabil, dan akan mudah terbalik apabila sudah lepas dari pusat
gravitasinya.
Keseimbangan Sekunder adalah, keadaan yang
tidak begitu stabil bila berada di dalam perahu, dan sulit untuk berbalik
apabila telah melepasi pusat gravitasinya.
3. Rocker
Rocker dimaksud adalah, cekukan pada bagian
bawah (hull) hingga kebagian bow atau stem.
D. Olahraga Dayung
Dayung
adalah suatu menerapkan digunakan untuk air-borne propulsi. Dayung memiliki
flat pisau pada salah satu ujungnya Pendayung pegang dayung di ujung lainnya
Perbedaan antara dayung dan dayung adalah bahwa dayung dipegang oleh pendayung,
dan tidak terhubung dengan kapal. Dayung umumnya terhubung ke kapal melalui
rowlocks atau tholes yang mengirimkan gaya diterapkan ke kapal. Dalam sistem
ini (dikenal sebagai pengungkit kelas dua ) air adalah tumpuan.
Pendayung
umumnya menghadapi buritan kapal, mencapai sejauh mereka bisa menuju buritan,
dan masukkan bilah dayung mereka di dalam air. Ketika mereka bersandar,
terhadap kapal busur , pisau dayung mereka menyapu air ke arah buritan,
menyediakan maju dorong - lihat tuas .
Selama ribuan
kapal tahun itu didukung baik oleh layar , atau kerja mekanik dari pendayung,
atau paddlers. Beberapa kapal kuno yang digerakkan oleh salah satu dayung atau
berlayar, tergantung pada kecepatan dan arah angin (lihat dapur ).
Dayung secara
tradisional terbuat dari kayu. Bentuknya adalah poros panjang (atau alat tenun)
dengan pisau datar di ujungnya. Mana dayung menghubungkan ke kapal ada
"leher" yang menghentikan dayung tergelincir lalu keliti tersebut.
Dayung biasanya memiliki pegangan, yang mungkin lengan material atau alternatif
bentuk ukiran agar sesuai dengan tangan. Dayung yang digunakan untuk
transportasi Dayung digunakan untuk transportasi datang dalam berbagai ukuran.
. Dayung yang digunakan dalam kecil dinghies atau rakit bisa kurang dari 2
meter panjang. Pada zaman klasik kapal perang yang digerakkan oleh dayung
panjang yang sangat yang mungkin memiliki beberapa pendayung per dayung. Dayung
ini bisa lebih dari selusin meter panjang.
Dayung digunakan untuk mendayung kompetitif .Dayung digunakan dalam mendayung kompetitif panjang (250-300 cm) kutub dengan salah satu ujung datar sekitar 50 cm dan 25 cm, yang disebut pisau. Bagian dari dayung pendayung memegang sementara dayung disebut menangani . Sementara mendayung, dayung didukung oleh rangka logam menempel pada sisi kapal yang disebut outriggers . . dayung Classic terbuat dari kayu , tetapi dayung modern terbuat dari sintetis bahan, yang paling umum adalah serat karbon .
Dayung digunakan untuk mendayung kompetitif .Dayung digunakan dalam mendayung kompetitif panjang (250-300 cm) kutub dengan salah satu ujung datar sekitar 50 cm dan 25 cm, yang disebut pisau. Bagian dari dayung pendayung memegang sementara dayung disebut menangani . Sementara mendayung, dayung didukung oleh rangka logam menempel pada sisi kapal yang disebut outriggers . . dayung Classic terbuat dari kayu , tetapi dayung modern terbuat dari sintetis bahan, yang paling umum adalah serat karbon .
Dayung digunakan
sebagai piala .Olahraga dayung kompetitif telah mengembangkan tradisi khas
menggunakan dayung sebagai kenang-kenangan dari memenangkan perlombaan yang
signifikan. 'Piala dayung' adalah tidak disajikan pada akhir lomba seperti
secangkir logam mulia lebih akrab mungkin, melainkan diberikan oleh sekolah,
klub atau universitas bahwa awak menang atau pendayung diwakili.
Sebuah piala dayung adalah dayung kompetisi yang telah dicat warna klub dan kemudian harus rincian dari ras signwritten di muka pisau. Format yang paling umum akan memiliki lambang atau puncak dari klub atau sekolah diposisikan di tengah, dengan nama-nama kru dan rincian perlombaan diatur sekitar ini.
Banyak universitas yang lebih tua ( Oxford dan Cambridge akan menjadi contoh utama) dan perguruan tinggi mereka memiliki sejarah panjang menggunakan dayung piala dan banyak contoh yang dipajang di rumah klub di seluruh dunia.
Sebuah piala dayung adalah dayung kompetisi yang telah dicat warna klub dan kemudian harus rincian dari ras signwritten di muka pisau. Format yang paling umum akan memiliki lambang atau puncak dari klub atau sekolah diposisikan di tengah, dengan nama-nama kru dan rincian perlombaan diatur sekitar ini.
Banyak universitas yang lebih tua ( Oxford dan Cambridge akan menjadi contoh utama) dan perguruan tinggi mereka memiliki sejarah panjang menggunakan dayung piala dan banyak contoh yang dipajang di rumah klub di seluruh dunia.
Dalam budaya Para
kota Norwegia Fedje dan Herøy memiliki dayung dalam mereka mantel-of-senjata.
Dayung telah digunakan untuk menggambarkan berbagai hewan dengan karakteristik
yang erat-mirip dengan dayung kata melaksanakan. Anggota Regalecidae Keluarga ,
memanjang ikan laut dalam, disebut oarfish karena bentuk tubuh mereka adalah
sama dengan sebuah dayung.
E. Mendayung
Mendayung
merupakan sebuah olahraga yang menggunakan dayung dan berlangsung di atas
sungai, danau, dan laut. Dalam teknik mendayung dengan oar hanya dikenal dua
macam kayuhan yaitu dayung maju dan dayung mundur. Jika menginginkan perahu
bergerak kedepan maka digunakan dayung maju sedangkan dayung mundur untuk
menghentikan perahu yang sedang bergerak maju atau memang menginginkan perahu
bergerak mundur. Jika ingin membelokkan perahu ke kanan maka tangan kiri
mendayung maju dan tangan kanan mendayung mundur, dan sebaliknya jika ingin
membelok kekiri.
Dari sudut
pandang taktik, ini terdengar seaneh melakukan sprint di lima kilometer pertama
dalam maraton. Untuk memenangkan balap dayung sejauh 2000 meter, kru tim dayung
harus melakukan sprint di 500 meter pertama. Namun, begitulah tuntutan olah
raga yang namanya tercantum dalam Athlete of the Century (Atlet Abad Ini) dan
Oarsome Foursome (tim dayung legendaris dari Australia).
Olah raga dayung
merupakan tes ketahanan yang diselesaikan dalam kecepatan hingga 10 meter per
detik. Kru tim dayung menempuh jarak 1000 meter dengan rata-rata 40 kayuhan per
menit, namun, pada 500 meter pertama dan terakhir, kecepatan kayuhannya naik
hingga mencapai 47 kayuhan per menit. Pedayung master saat ini adalah Steve
Redgrave dari Inggris Raya, yang secara luas dianggap sebagai pedayung terhebat
sepanjang masa. Seorang Juara Dunia enam kali, dia memenangkan medali emas di
lima Olimpiade terakhir dan dianggap sebagai Atlet Abad Ini.
Kompetisi Olimpiade
menambahkan kompetisi dayung putri pada 1976, dan kini atlet putri bertanding
dalam 6 dari 14 kelas. Balapan dibagi menjadi kelas sculling (masing-masing
pedayung menggunakan dua dayung) dan sweep oar (masing-masing pedayung
menggunakan satu dayung), yang masing-masing terbagi atas divisi kelas berat
dan kelas ringan.
Pedayung
menggunakan satu dayung di kelas dayung sweep. Perahu bisa memiliki satu, dua,
empat, atau delapan pedayung. Pada perahu dengan delapan pedayung, terdapat
satu kru tambahan, cox, yang mengemudikan dan mengarahkan pedayung lainnya.
Namun di perahu-perahu yang lain, salah satu pedayung mengemudikan perahu
dengan mengendalikan bilah kemudi kecil yang dilengkapi dengan pedal. Baik
atlet putra maupun putri bertanding dalam kelas scull tunggal, scull ganda dan
scull ganda empat, scull ganda kelas ringan, pasangan delapan dan tanpa pengemudi
(coxless). Atlet putra juga bertanding dalam kelas empat orang coxless dan
empat orang kelas ringan coxless. Semua perahu bersaing ketat, dengan para
pemuncak klasemen langsung maju ke semi final atau babak final dengan enam
perahu. Perahu-perahu yang lain mendapatkan kesempatan kedua, dengan dua
teratas dapat terus berkompetisi. Sistem progresi - dan ada tidaknya semi final
- tergantung pada jumlah perahu yang terlibat pada setiap kelas.
Kelas yang
dipertandingkan
a)
Pasangan coxless (tanpa pengemudi) (2-)Putra
b)
scull ganda (2x)Putra
c)
delapan dengan pengemudi (8+)Putra
d)
empat tanpa pengemudi (4-)Putra
e)
empat coxless kelas ringan (4-)Putra
f)
scull ganda kelas ringan(2x)Putra
g)
scull ganda empat tanpa pengemudiPutra
h)
scull tunggal (1x)Putra
i)
scull ganda(2x)Putra
j)
delapan dengan pengemudi (8+)Putri
k)
scull ganda kelas ringan (2x)Putri
l)
pasangan tanpa pengemudi (2-)Putri
m)
scull ganda empat tanpa pengemudiPutri
n)
scull tunggal (1x)Putri
Sebuah
perahu dayung dengan barisan orang-orang perkasa di sisi kanan dan kirinya. di
bagian ujung perahu tampak seorang penabur gederang seolah memberikan semangat
dalam mendayung. seolah berkata “jangan kuatir, kita yang terdepan, teruslah
mendayung dan kita pasti menang”. Sebagai pendayung saya tidak sempat lagi
berbicara hal-hal remeh bahkan gosip-sosip tetangga. hahahahaha..yang menjadi
fokus adalah kemenangan bersama. kalau saya tidak menjalankan peran saya dengan
baik, itu sama halnya saya merugikan semua orang dalam perahu dayung ini.
membuat keringat mereka sia-sia dan taburan genderang menjadi bunyi yang tidak
berarti.
Betapa egoisnya saya kalau saya melemah dalam mendayung, atau berhenti mendayung. Saya berada dalam perahu yang sama bersama orang lain dan saya harus bertahan bersama. mencucurkan keringat bersama dan berteriak sekeras-kerasnya agar setiap orang bisa terus semangat. Siapakah yang sering menciptakan konflik dalam satu perahu dayung? yaitu mereka yang tidak mendayung, tidak menabur genderang, dan hanya jadi penonton. Orang-orang seperti ini akan diam dan mulai melihat kelemahan orang lain, mengkritik dan melemahkan semangat. Dari mereka yang tidak bergerak, akan bergerak hal-hal negatif yang akan menghancurkan suatu pergerakan. Orang seperti ini lebih baik di buang ke laut, dari pada ikut serta dalam pertandingan ini.
Atlit cabang dayung (Rowing) tidak diperkenankan merangkap dalam cabang kano (Canoeing) demikian sebaliknya, kecuali atlit canoeing putera diperkenankan merangkp sebagai jurumudi 8+. Atlit Canaoeing (Max 2 orang) dapat merangkap sebagai pemain pengganti Kano Polo. Nama-nama atlit yang berlomba, hanya nama-nama yang didaftarkan sesuai dengan formulir pendaftaran dengan nama-nama (Entry form by name). Pengganti/perubahan nama-nama harus sesuai dengan nama cadangan yang didaftarkan dan sesuai denga peratran perlombaan yang berlaku.
Betapa egoisnya saya kalau saya melemah dalam mendayung, atau berhenti mendayung. Saya berada dalam perahu yang sama bersama orang lain dan saya harus bertahan bersama. mencucurkan keringat bersama dan berteriak sekeras-kerasnya agar setiap orang bisa terus semangat. Siapakah yang sering menciptakan konflik dalam satu perahu dayung? yaitu mereka yang tidak mendayung, tidak menabur genderang, dan hanya jadi penonton. Orang-orang seperti ini akan diam dan mulai melihat kelemahan orang lain, mengkritik dan melemahkan semangat. Dari mereka yang tidak bergerak, akan bergerak hal-hal negatif yang akan menghancurkan suatu pergerakan. Orang seperti ini lebih baik di buang ke laut, dari pada ikut serta dalam pertandingan ini.
Atlit cabang dayung (Rowing) tidak diperkenankan merangkap dalam cabang kano (Canoeing) demikian sebaliknya, kecuali atlit canoeing putera diperkenankan merangkp sebagai jurumudi 8+. Atlit Canaoeing (Max 2 orang) dapat merangkap sebagai pemain pengganti Kano Polo. Nama-nama atlit yang berlomba, hanya nama-nama yang didaftarkan sesuai dengan formulir pendaftaran dengan nama-nama (Entry form by name). Pengganti/perubahan nama-nama harus sesuai dengan nama cadangan yang didaftarkan dan sesuai denga peratran perlombaan yang berlaku.
F. Teknik belajar olahraga dayung
Olahraga dayung
adalah olahraga yang dilakukan di dalam air dengan menggunakan perahu yang
sudah ditentukan jenis dan modelnya. berikut saya akan menjelaskan tentang
olahraga dayung dengan segala teknik dan pemahamannya.
1.
Pendahuluan
Kombinasi antara
kemampuan teknisdan kepasitas fisik yang baik dapat meningkatkan prestasi seorang
atlit. Kemampuan teknis memang penting pada semua cabang olahraga tetapi untuk
olahraga dayung hal ini lebih penting lagi agar dapat mencapai prestasi yang
lebih baik.
Faktor yang paling
dasar dalam belajar olahraga dayung adalah mengerti dan menguasai ketermpilan
teknis agar atlit dapat manguasai dan menyerap manfaat dari program latihan.
2.
Teknik Kekuatan
Latihan untuk
meningkatkan kekuatan, daya tahan dan aspek-aspek fsiologis lainnya tidak
banyak berguna kalau seorang atlit tidak dapat meningkatkan kecepatan perahu.
seperti yang telah diuraikan pada pendahuluan, manfaat latihan untuk
meningkatkan kecepatan perahu baru akan dapat dilakukan kalau atlit sudah
memahami dan bisa mempraktekan teknik dayung yang efektif.
3.
Hukum-Hukum Fisika
Yang menjadi
landasan bagi teknik dayung, tujuan dari olahraga dayung adalah agar atlit
dengan kekuatannya dapat meluncurkan perahu di atas air. Pada perahu dayung
kekuatan gerak ditentukan oleh kepasitas fisik seorang atlit dan tingkat
penguasaan teknisnya. Karena pada saat mengayuh seorang atlit bergerak maju dan
mundur pada dudukan yang bisa digeser-geser sehingga menciptakan gaya positif
dan negativ .
4.
Masa+Gerakan= Gaya
Kalau kita
perhatikan rumus masa+gerakan =gaya maka pertanyaannya adalah kemana gaya ini
pergi ?
Pada saat kayuhan
baru dimulai, masa yang bergerak kearah butiran harus berhenti dan mengubah
arah, dan pada saat itulah sejumlah gaya dihasilkan yang arahnya berlawanan
dengan arah gerakan perahu. Gaya negatif ini ditransmisikan ke perahu melalui
footstrecher ketika dilapaska maka hal yang berlawanan terjadi, masa dari tubuh
atlit dimiringkan kearah busur (bow) sehingga memungkinkan perahu bergerak
bebas dengan hambatan minimal. satu-satunya cara untuk mengurangipengaruh gaya
negativ adalah memasukan papan dayung ke dalam air dengan cara yang benar.
Akan tetapi
betapapun baiknya teknik mendayung, gaya negativ akan selalu ada dan kecepatan
akan menurun pada titik terendah segera setelah papan dayung masuk ke air.
Tujuan kita meningkatkan teknik adalah untuk mengurangi variasi perubahan
kecepatan.
Efek interaksi
antara gaya positif dan gaya negativ akan terulang antara 220 dan 250 kali
untuk jarak 2000m. Kehiulangan kecepatan sedikit saja dalam setiap kayuhan akan
membuat kecepatan rata-rata berkurang sehingga kalau dikalikan dengan kayuhan
maka jarak tempuh yang hilang adalah 12,5m untuk setiap 2000m.
5.
Fase-Fase Dari Kayuhan
-
Persiapan
posisikan diri di dalam perahu sealamiah mungkin, jangan
terlalu mendorong badan kedepan kira-kira 45 derajat adalah tingkat kemiringn
yang ideal. untuk mentransmisikan gaya dari kakimenuju kayuhan
-
Awalan pertama dari kayuhan
pada awal kayuhan berat tubuh atlit ditransmisikan
kepada footstrecher melalui kaki. pada saat yang sama, atlit secara aktif
menggunakan otot-otot badannya untuk menghasilkan tenaga yang cukup di air.
-
Akhir dari kayuhan dan pelepasan (release)
otot-otot pundak dan tangan berperan pada saat mengakhiri
kayuhan. pada bagian ini titik berat bada harus tetap dijaga agar tetap berada
di belakan dayung untuk mendapatkan efek maksimal pada akhir kayuhan.
-
Paruh pertama dari fase pemulihan (recovery)
pada saat pemulihan, tangan mengarahkan gerakan dengan
cepat dan secara lentur mendorong papan dayung menjauhi badan setelah
dilapaskan.
-
Akhir kayuhan
lebih mengandalkan pada otot-otot kaki, selanjutnya
otot-otot belakan mulai beraksi dan pada akhir kayuhan yang berperan adalah
otot pundak dan tangan. Berat badan atlit harus digunakan denganoptimal selama
mengayuh dan tenaga ditransmisikan sepenuhnya kepada papan dayung.
-
Pemulihan
sementara tangan dipanjangkan terus kedepan, bagian atas
tubuh atlit mu;lai dimiringkan kedepan hingga mencapai kemiringan 45derajat.
Ketika tangan dikembangkan dan bagian atas tubuh berada pada posisi awal, maka
atlit mulai menggerakan dudukan maju
kedepan untuk memulai kayuhan baru.
G. Peraturan Lomba Dayung
Termasuk
salah satu dan iima cabang olahraga perairan di samping layar, selam, ski air,
dan perahu bermotor. Olahraga dayung melibatkan atlet putra maupun putri, dan
perahu dayung jenis kano kanada dan kayak (perahu Eskimo). Dibandingkan dengan
olahraga dayung di negara-negara lain, di Indonesia cabang ini, terutama untuk
jenis kano, lebih digemari daripada keempat cabang olahraga perairan lainnya.
Penggemar olahraga dayung bergabung dalam Persatuan Olahraga Dayung Seluruh
Indonesia (PODSI).
Dalam garis
besar, cabang olahraga dayung ini dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
olahraga dayung prestasi dan tradisional. Dalam perlombaan resmi seperti
Olimpiade, yang diselenggarakan di bawah perlindungan FISA (Federasi
Internasional Mendayung), hanya jenis olahraga dayung prestasi yang
diperlombakan.
Dayung. Ada dua
jenis nomor dayung, yaitu coxed dan coxedless, serta sculling. Di nomor coxed
terlibat 2, 4, atau 8 atlet pendayung; satu di antaranya bertugas khusus
sebagai pengemudi. Dalam sculling, atlet pendayung menggunakan dua buah dayung
dan tidak ada yang bertindak sebagai pengemudi.
Kano. Posisi
atlet dalam dayung dan kano berbeda. Posisi atlet dalam nomor dayung
membelakangi arah, sedangkan dalam nomor kano menghadap ke depan. Ada beberapa
jenis nomor kano, antara lain maraton, slalom, surfing, polo, rescue, dan
racing sprint kano.
Maraton kano
menempuh jarak minimal 20 kilometer untuk putra dan 15 kilometer untuk junior
putra-putri. Dalam nomor ini, peserta selain menempuh lintasan sungai juga
harus berjalan kaki di darat sambil memanggul kanonya jika sungai yang diarungi
terpotong oleh jalan darat.
Slalom kano
dilakukan pada kondisi yang sukar. Bila yang dipakai adalah kayak, penumpangnya
hanya satu orang. Tetapi bila yang digunakan adalah jenis kano kanada,
penumpangnya bisa dua orang. Sungai yang diarungi dalam nomor kano slalom ini
berarus deras dan mempunyai banyak rintangan, antara lain batu-batu, air
terjun, dan tiang-tiang yang ditancapkan membentuk celah sempit dan harus
dilalui para peserta tanpa tersentuh.
Surfing kano, yang disebut juga
selancar kano, dilakukan di laut. Peserta harus mengarungkan kanonya di atas
gelombang laut.
Polo kano
melibatkan dua regu, lima orang lawan lima orang yang berada di dalam kanonya
masing- masing. Semua peserta berusaha memasukkan bola ke gawang dengan cara
mendorong-dorong bola tersebut.
Rescue kano
adalah keahlian menggunakan kano untuk melakukan penyelamatan di atas air. Di
Indonesia, Bali khususnya, surfing dan rescue kano sudah dikenal, tetapi racing
sprint kano masih merupakan cabang olahraga baru. Para pendayung dalam nomor surfing
dan rescue menekukkan sebelah kakinya sehingga membentuk posisi berlutut. Dua
dayung dipakai bila yang digunakan adalah kayak, dan salah seorang peserta
diizinkan menjadi pengemudi.
Kelompok Usia
dan Berat Badan. Pembagian kelompok usia untuk cabang olahraga dayung ini
meliputi junior (18 tahun), senior A dan B (di atas 18 sampai 22 tahun),
veteran A sampai F (mulai 27 sampai 60 tahun). Tetapi pengelompokan usia ini
tidak berlaku dalam Olimpiade.
Berat badan
untuk putra ditentukan 50 kilogram dan untuk putri 45 kilogram. Untuk nomor
kelas ringan, berat badan rata-rata pendayung tidak lebih dari 70 kilogram.
Untuk jenis single scull, berat badan pendayung tidak lebih dari 72,5 kilogram.
Olimpiade tidak mengenal pembagian kelas, tetapi dalam Olimpiade Barcelona
tahun 1992 kelas ringan diusulkan untuk disertakan.
Indonesia. Tahun
1962, Indonesia untuk pertama kali mengikuti lomba dayung internasional di
Asian Games IX New Delhi. Saat itu Indonesia tidak menggondol apa-apa. Tahun
1982 dibentuk Federasi Dayung Asia, dan Indonesia ikut berperanan dalam
pembentukannya. Tahun 1985, Indonesia turun dalam tiga nomor putra Asian
Championship di Hong Kong, dan berhasil meraih satu perunggu.
Prestasi
gemilang lainnya menyusul dalam Asian Canoe Championship di Zhao Qing, RRC
tahun 1987, ketika Indonesia merebut satu emas dan satu perak. Cabang kano
dalam SEA Games XIV di Jakarta tahun 1987 menyumbangkan enam emas, empat perak,
dan satu perunggu bagi Indonesia.
Indonesia juga
mengikuti nomor lomba dayung tradisional sejak tahun 1985. Dalam Hong Kong
Dragon Boat, Indonesia berhasil menempati peringkat ketiga. Dalam Brunei Boat
Races, Indonesia memperoleh tiga emas dan menjadi juara umum. Tahun 1988, dalam
Singapura Dragon Boat, Indonesia keluar sebagai runner up, sedangkan dalam Hong
Kong Dragon Boat, Indonesia menempati peringkat keenam.
Sejarah. Jenis
olahraga dayung pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh Belanda sebelum
Perang Dunia II. Ketika itu jenis olahraga ini hanya dikenal di kota-kota besar
seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Klub yang ada masih dimiliki secara
pribadi oleh orang Belanda, tetapi berangsur-angsur orang Indonesia boleh masuk
menjadi anggota. Klub dayung yang terkenal kala itu adalah “Roli-Vereniging
Brantas” di Surabaya, yang kelak menelurkan Klub Dayung PORAS, Surabaya.
Cabang kano di
Indonesia tumbuh dari lomba dayung tradisional. Di Indonesia dikenal beberapa
jenis lomba perahu tradisional seperti bidar di Sumatra Selatan, jukung di
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, lepa-lepa di Sulawesi Selatan, lalu
kole-kole di Maluku. Teknik mendayung perahu tradisional Indonesia memiliki
banyak kemiripan dengan Inggris. Perbedaannya terletak pada posisi pendayung:
di Indonesia duduk menghadap ke depan, di Inggris menghadap ke belakang.
Tahun 1956,
Persatuan Olahraga Air (Peropi) iahir di Indonesia, membawahkan olahraga layar,
dayung, selam, ski air, dan power boating. Cabang dayung diperlombakan pertama
kali di PON VII Surabaya tahun 1969. Selanjutnya nama Peropi diganti setelah
keempat cabang lainnya memiliki induk organisasi sendiri.
Olahraga dayung
yang diperlombakan sekarang terdiri dari tiga nomor yaitu nomor Olympic,
Tradisional dan Mesin. Nomor Olympic terdiri atas dua jenis yaitu Canoeing dan
Rowing. Jenis Canoeing pun meliputi dua nomor yaitu Kayak dan Kano. Nomor Kano
sendiri meliputi Kano polo, Kanada, Arus deras dan Slalom. Nomor Rowing
meliputi nomor Scull dan Sweep. Nomor tradisional yang dilombakan adalah perahu
naga. Sedangkan nomor mesin adalah nomor Dayung Ergometer.
Olahraga dayung
jenis canoeing terdiri dari nomor kayak dan nomor kano. Pada nomor kayak posisi
pedayung duduk di dalam perahu dan menghadap ke depan, mendayung menggunakan
satu tangkai pengayuh yang memiliki dua daun dayung, kiri dan kanan. Pada nomor
kano, posisi pedayung berlutut di atas perahu menghadap ke depan, mendayung
hanya pada satu sisi saja, kiri atau kanan, oleh karenanya tangkai pengayuh
yang digunakan hanya memiliki satu daun dayung.
Nomor kayak dan
kano yang sering dipertandingkan di Indonesia yang bersumber dari PODSI adalah
sebagai berikut:
Putera:
Kayak Tunggal
(K-1) jarak 500 m dan 1000 m
Kayak Ganda
(K-2) jarak 500 m dan 1000 m
Kayak Empat
(K-4) jarak 500 m dan 1000 m
Kano Kanada
Tunggal (C-1) jarak 500 m dan 1000 m
Kano Kanada
Ganda (C-2) jarak 500 m dan 1000 m
Kano Polo (lima
orang)
Puteri:
Kayak Tunggal
(K-1) jarak 500 m
Kayak Ganda
(K-2) jarak 500 m
Kayak Empat
(K-4) jarak 500 m
Olahraga dayung
jenis rowing meliputi nomor scull dan sweep. Pada nomor scull dan sweep rowing,
posisi pedayung duduk pada tempat duduk yang dapat bergerak maju-mundur,
menghadap ke bagian buritan perahu. Mendayung dengan segenap anggota tubuhnya
(tungkai, badan dan lengan). Tangkai dayung yang digunakan untuk mengayuh
terletak pada sisi kiri dan kanan perahu yang disangga oleh satu set alat
penyangga dayung (Rigger).
Dalam mendayung
nomor scull, pedayung menggunakan dua tangkai pengayuh kiri dan kanan,
sedangkan pada nomor sweep, pedayung masing-masing menggunakan satu tangkai
pengayuh, kiri atau kanan. Nomor-nomor perlombaan jenis rowing adalah sebagai
berikut:
Nomor Scull
Putera dan Puteri:
Scull Tunggal
(Single Scull) jarak 2000 m
Scull Ganda
(Double Scull) jarak 2000 m
Scull Empat
(Quadruple Scull) jarak 2000 m
Nomor Sweep
Rowing Putera dan Puteri:
Coxless Pairs jarak
2000 m
Coxless Fours
jarak 2000 m
Cox Pairs jarak
2000 m
Cox Fours jarak
2000 m
Eight jarak 2000
m
Olahraga dayung
jenis tradisional atau tradisional boat race merupakan salah satu nomor
perlombaan yang menarik, karena melibatkan banyak pedayung dan bentuk perahu
yang khas sesuai dengan daerah atau negara yang bersangkutan. Nomor-nomor yang
diperlombakan adalah sebagai berikut:
Nomor Putera:
10 Pedayung
jarak 500 m
20 Pedayung
jarak 1000 m
Nomor Puteri:
10 Pedayung
jarak 500 m
20 Pedayung
jarak 1000 m
Olahraga dayung
jenis ergometer merupakan salah satu nomor yang mulai dilombakan pada beberapa
kejuaraan dayung baik tingkat daerah, nasional maupun internasional. Nomor ini
sangat menarik, karena atlet berlomba untuk mencapai jarak tertentu dengan mengendalikan
mesin ergometer melalui gerakan mendayung. Dayung nomor ergometer termasuk
dalam olahraga dayung jenis rowing, karena dayung ergometer merupakan
pengembangan nomor rowing. Nomor perlombaan pada olahraga dayung jenis
ergometer baik putera maupun puteri adalah jarak 2000 m.
H. Atlit
Dayung Indonesia
Tim dayung
Indonesia memenuhi janji meraup lima medali emas dalam perlombaan hari terakhir
cabang olah raga ini pada SEA Games 2015 di Teluk Marina Singapura, Minggu
(14/6/2015). Hasil ini membuat tim dayung meraih 13 medali emas.
Sebagaimana
diberitakan Kantor Berita Antara, Minggu, atlet dayung dari Maluku, Memo,
kembali meraih medali emas SEA Games 2015 pada nomor perahu scull individu
putra 1.000 meter, setelah menorehkan catatan waktu tiga menit 27,5 detik dan
mengungguli atlet dayung Filipina, Nestor Cordova.
Medali emas
kedua kontingen Indonesia cabang dayung SEA Games 2015 diraih pasangan Arief dan Irham pada nomor
perlombaan perahu ringan ganda putra 1.000 meter. Arief-Irham itu hanya
berselisih 0,99 detik dari pasangan Vietnam Van Tuan Nguyen dan Van Duc Nguyen
yang menempati posisi kedua dengan waktu tiga menit 14,23 detik.
Pada nomor
perahu dayung berpasangan putra 1.000 meter, Budi Santoso dan Hadid Tanzil,
merebut emas bagi Indonesia dengan catatan waktu tiga menit 15,58 detik. Budi
dan Hadid mencapai garis finis di depan pasangan Vietnam, Van Hieu Dan-Dinh Huy
Nguyen, yang membukukan waktu tiga menit
18,06 detik.
Kuartet atlet
putra dayung Indonesia yang terdiri dari Denri Maulidzar Al Ghiffari, Muhad
Yakin, Rendi Syuhada Anugrah, dan Mochammad Ali Darta menambah perolehan emas
keempat hari terakhir cabang dayung SEA Games 2015 dalam nomor lomba perahu
empat orang putra 1.000 meter. Keempat atlet Indonesia itu finis dengan catatan
waktu tiga menit 2,28 detik dan selisih waktu 2,97 detik dari kuartet atlet
putra Singapura.
Nomor perlombaan
perahu delapan orang putra 1.000 meter menjadi lumbung emas terakhir tim dayung
Indonesia dalam SEA Games 2015. Mahendra Yanto, Muhammad Rais, Agus Budy Aji, Wiko,
Adi Adriansyah, Arfin, Edwin Ginanjar Rudiana, Ferdiansyah, dan Jarudin meraih
posisi pertama dengan waktu dua menit 50,97 detik di depan tim Thailand.
Ketua Umum PB
Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI), Achmad Sutjipto, banga
dengan pencapaian atlet-atlet dayung Indonesia di SEA Games 2015, karena sukses
memeunhi target 13 medali emas. “Saya jelas merasa bangga dengan pencapaian
atlet-atlet dayung kami. Kami dari olahraga dayung secara keseluruhan telah
memenuhi target 13 medali emas bagi kontingen Indonesia,” kata Achmad
Sutjipto.Sutjipto bangga karena atlet-atlet PODSI yang memperoleh medali perak
pada beberapa nomor perlombaan hanya berselisih kurang dari satu detik dari
peringkat pertama.
Pasangan atlet
putri dayung Syiva Lisdiana dan Wa Ode Fitri Rahmanjani meraih medali perak
hanya karena selisih waktu 0,07 detik dari pasangan Vietnam, Thi An Le dan Thi
Hue Pham, yang merebut medali emas pada nomor perlombaan perahu dayung
berpasangan putri 1.000 meter.
Sementara,
kuartet atlet putri Chelsea Corputty, Wahyuni, Yayah Rokayah, dan Yuniarty
harus menerima medali perak pada nomor perahu empat orang putri 1.000 meter
hanya karena berselisih 0,22 detik dari tim Vietnam. Dalam SEA Games 2015, Tim
PODSI telah mengumpulkan 13 medali emas masing-masing dari cabang dayung
delapan emas, cabang perahu naga dua emas, dan cabang kano dan kayak tiga emas.
Dilansir
Okezone, Minggu, tim panahan putra Indonesia diharapkan bisa menambah
pundi-pundi emas bagi Indonesia. Tim compound putra Indonesia sukses melaju ke
final dan akan bertanding dengan Malaysia pada Minggu siang waktu Singapura.
Pada
pertandingan yang digelar di Kallang Cricket Field, Singapura, Tim Merah Putih
akan menurunkan I Gusti Nyoman Puruhito, Sapriatno dan Akbar Yoke Rizaldi. Pelatih
panahan Indonesia, Denny Trisyanto, optimistis peluang Indonesia meraih emas
masih terbuka lebar.
“Peluang tetap
terbuka, yang jelas mental bertanding sangat menentukan apabila turun di partai
final itu,” kata Denny Trisyanto.
Sebelumnya tim
panahan putri Indonesia gagal mempersembahkan emas. Panahan putri Indonesia
kalah oleh para pemanah Vietnam dan hanya mampu meraih medali perak. Cabang
panahan sudah menyumbangkan dua medali emas dan dua medali perak di SEA Games
2015.
I.
Sistem Energi Dayung
Proses
metabolisme energi secara anaerobik dapat menghasilkan ATP dengan laju yang
lebih cepat jika dibandingkan dengan metabolisme energi secara aerobik.
Sehingga untuk gerakan-gerakan dalam olahraga yang membutuhkan tenaga yang
besar dalam waktu yang singkat, proses metabolisme energi secara anaerobik
dapat menyediakan ATP dengan cepat namun hanya untuk waktu yang terbatas yaitu
hanya sekitar ±90 detik. Walaupun prosesnya dapat berjalan secara cepat, namun
metabolisme energi secara anaerobik ini hanya menghasilkan molekul ATP yang
lebih sedikit jika dibandingkan dengan metabolisme energi secara aerobik (2 ATP
vs 36 ATP per 1 molekul glukosa).
Energi adalah kemampuan untuk
melakukan suatu usaha menghasilkan suatu perubahan. Semua energi yang digunakan
untuk proses kehidupan berasal dari matahari. Melalui proses fotosintesis yang
dilakukan oleh tumbuhan hijau, energi matahari tersebut diubah menjadi energi
kimia. Energi yang dihasilkan tumbuhan berbentuk sebagai glukosa, selulosa,
protein, dan lemak. Untuk mendapatkan energi tersebut, manusia makan
tumbuh-tunbuhan dan hewan (Soekarman, 1987: 12). Energi yang dihasilkan dari
proses oksidasi bahan makanan tidak dapat digunakan secara langsung untuk
kontraksi otot, tetapi terlebih dahulu enwrgi ini membentuk senyawa kimia
berenergi tinggi yaitu Adenosin Triphosphate (ATP). Selanjutnya ATP yang
terbentuk diangkut oleh darah ke seluruh bagaian sel yang memerlukan energi
(Fox, 1993: 97).
Otot merupakan salah satu alat tubuh yang menggunakan ATP sebagai sumber energi dalam melakukan kontraksi, sehingga menimbulkan gerakan- gerakan sebagai aktivitas fisik. ATP paling banyak tertimbun dalam sel otot dibandingkan dengan jaringan tubuh yang lain, akan tetapi ATP yang tertimbun dalam otot jumlahnya sangat terbatas, yaitu sekitar 4 – 6 mm / kg berat badan. ATP yang tersedia ini hanya cukup untuk aktivitas cepat dan berat selama 8-30 detik, sehingga untuk aktivitas yang lebih lama dari waktu tersebut perlu dilakukan pembentukan ATP kembali (resintesis ATP).
Penampilan kekuatan dan kecepatan terutama didukung oleh kontraksi dari serabut otot cepat dan penyediaan energi melalui proses anaerobik. Kapasitas kerja yang cepat dan kuat. Dengan demikian kecepatan dan kekuatan yang merupakan unsur utama dari daya ledak. Selain tergantung dari besarnya jumlah serabut otot cepat, unjuk kerja / gerakan menyundul bola juga tergantung pada system penyediaan energi anaerobic. Adapun penyediaan energi secara anaerobic (Lactici Acid System). Karena PC merupakan senyawa yang mengandung bersifat dan tertimbun di dalam otot seperti halnya ATP, maka sistem ini di sebut juga sistem fosfagen.
Otot merupakan salah satu alat tubuh yang menggunakan ATP sebagai sumber energi dalam melakukan kontraksi, sehingga menimbulkan gerakan- gerakan sebagai aktivitas fisik. ATP paling banyak tertimbun dalam sel otot dibandingkan dengan jaringan tubuh yang lain, akan tetapi ATP yang tertimbun dalam otot jumlahnya sangat terbatas, yaitu sekitar 4 – 6 mm / kg berat badan. ATP yang tersedia ini hanya cukup untuk aktivitas cepat dan berat selama 8-30 detik, sehingga untuk aktivitas yang lebih lama dari waktu tersebut perlu dilakukan pembentukan ATP kembali (resintesis ATP).
Penampilan kekuatan dan kecepatan terutama didukung oleh kontraksi dari serabut otot cepat dan penyediaan energi melalui proses anaerobik. Kapasitas kerja yang cepat dan kuat. Dengan demikian kecepatan dan kekuatan yang merupakan unsur utama dari daya ledak. Selain tergantung dari besarnya jumlah serabut otot cepat, unjuk kerja / gerakan menyundul bola juga tergantung pada system penyediaan energi anaerobic. Adapun penyediaan energi secara anaerobic (Lactici Acid System). Karena PC merupakan senyawa yang mengandung bersifat dan tertimbun di dalam otot seperti halnya ATP, maka sistem ini di sebut juga sistem fosfagen.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dayung adalah suatu menerapkan
digunakan untuk air-borne propulsi. Dayung memiliki flat pisau pada salah satu
ujungnya Pendayung pegang dayung di ujung lainnya Perbedaan antara dayung dan
dayung adalah bahwa dayung dipegang oleh pendayung, dan tidak terhubung dengan
kapal. Dayung umumnya terhubung ke kapal melalui rowlocks atau tholes yang
mengirimkan gaya diterapkan ke kapal. Dalam sistem ini (dikenal sebagai
pengungkit kelas dua ) air adalah tumpuan.
Mendayung merupakan sebuah olahraga yang menggunakan dayung dan berlangsung di atas sungai, danau, dan laut. Dalam teknik mendayung dengan oar hanya dikenal dua macam kayuhan yaitu dayung maju dan dayung mundur. Jika menginginkan perahu bergerak kedepan maka digunakan dayung maju sedangkan dayung mundur untuk menghentikan perahu yang sedang bergerak maju atau memang menginginkan perahu bergerak mundur. Jika ingin membelokkan perahu ke kanan maka tangan kiri mendayung maju dan tangan kanan mendayung mundur,dan sebaliknya jika ingin membelok kekiri.
Mendayung merupakan sebuah olahraga yang menggunakan dayung dan berlangsung di atas sungai, danau, dan laut. Dalam teknik mendayung dengan oar hanya dikenal dua macam kayuhan yaitu dayung maju dan dayung mundur. Jika menginginkan perahu bergerak kedepan maka digunakan dayung maju sedangkan dayung mundur untuk menghentikan perahu yang sedang bergerak maju atau memang menginginkan perahu bergerak mundur. Jika ingin membelokkan perahu ke kanan maka tangan kiri mendayung maju dan tangan kanan mendayung mundur,dan sebaliknya jika ingin membelok kekiri.
B. SARAN
Dalam pembahasan diatas telah saya
uraikan dengan rinci, namun saya sadar bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, maka dari itu saya minta saran dan kritiknya terhadap makalah ini
agar kedepannya jauh lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http/fisiologi.com
Wikipedia.org, dayung, date
modified : 12/30/2010 10 : 16 pm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar